Sururi dan Perpustakaan Keliling Berkuda Asal Purbalingga
Sabtu, 30 Mei 2015 - 14:59 WIB
Sumber :
- Foto: VIVA.co.id: Dwi Royanto.
VIVA.co.id
- Pagi masih teramat cerah. Seperti biasa, Ridwan Sururi mulai berkeliling membawa ratusan buku bacaan di sejumlah sekolah wilayah Purbalingga dan Banyumas. Namun, buku-buku itu tak diangkut menggunakan sepeda motor ataupun mobil, tapi di atas punggung kuda.
Ya, sudah hampir satu tahun pria yang memiliki nama asli Ridwan Sururi itu menekuni perpustakaan kuda keliling. Meski menggunakan kuda, Sururi bahkan bisa menyulap sebuah perpustakaan unik yang mampu membuat ratusan pasang mata terbelalak melihatnya.
Dengan keahlian khusus, Sururi mengepak sedemikian rupa buku-buku seperti rak. Rak itu berbentuk seperti pelana yang bisa menampung macam-macam jenis buku. Lalu Sururi menata rapi di sisi kanan dan kiri punggung kuda miliknya.
Berbekal hobi berkuda dan membaca buku, pria yang hanya tamatan SMP di Purbalingga itu meminjamkan 500 buku koleksinya secara gratis. Buku-buku itu bahkan laris manis dipinjam warga, baik anak-anak sekolah maupun masyarakat umum.
"Respon masyarakat bagus, bahkan satu tempat saja, biasanya dipinjam mulai 40-50 buku bacaan, " ujar pria yang tinggal di Desa Serang, RT 02/03 Kecamatan Karangreja Purbalingga itu saat ditemui VIVA co.id.
Ide perpusatakaan kuda itu awalnya muncul saat Sururi memposting satu kuda miliknya di media sosial Facebook. Kebetulan, dirinya berteman dengan salah seorang penggemar kuda bernama Nirwan A Asuka. Setelah diskusi panjang, keduanya akhirnya sepakat untuk memanfaatkan hobi itu agar bisa lebih bermanfaat. Muncullah ide perpustakaan kuda keliling.
"Kuda yang digunakan mililik orang Purbalingga. Saya sebagai perawat lalu memanfaatkan untuk keliling," ujar bapak tiga anak itu.
Ada dua kuda yang selalu berjuang bersama Sururi lewat perpusatkaan kuda ini. Kuda-kuda itu berjenis kapai bernama Belang dan kuda bonsai bernama Luna. Untuk menawarkan buku di lokasi dekat sekitar Purbalingga, Sururi biasanya menggunakan satu kuda saja. Setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis, Sururi biasa menuntun kuda itu menyusuri desa dan kecamatan.
"Kalau jauh seperti di Banyumas dan Purwokerto saya pakai pakai dua. Kuda Belang saya naiki dan Luna yang bawa bukunya," imbuh dia.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu bahkan mengaku bangga dan sempat belajar banyak dari perjuangan Sururi. Usai melihat satu persatu buku-buku koleksi Sururi, Ganjar pun menyumbang dua dus buku baru untuk menambah koleksi perpustakaan kuda milik Sururi.
“Pak, saya ikut nyumbang buku yang semoga dapat bermanfaat. Intinya kami bangga upaya meningkatkan minat baca masyarakat dengan cara unik ini. Kami dukung, kami bangga,” ujar suami Siti Atiqah itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu bahkan mengaku bangga dan sempat belajar banyak dari perjuangan Sururi. Usai melihat satu persatu buku-buku koleksi Sururi, Ganjar pun menyumbang dua dus buku baru untuk menambah koleksi perpustakaan kuda milik Sururi.