Sastrawan: Pemerintah Masih Tutup Mata Urus Kebudayaan
Kamis, 28 Mei 2015 - 14:21 WIB
Sumber :
- KBRI Canberra
VIVA co.id -
Di tengah ramainya isu tentang pembajakan terhadap sejumlah album musik di tanah air, rupanya kebijakan strategis pemerintah di bidang kebudayaan dianggap masih sangat minim. Pemerintah dinilai masih tutup mata menelorkan kebijakan yang berpihak pada masalah kebudayaan.
Ungkapan itu dimunculkan oleh sastrawan, teaterawan dan penulis buku ternama Radhar Panca Dahana dalam diskusi buku berjudul 'Kebudayaan dalam Politik: Kritik terhadap Demokrasi' di Wisma Perdamian Semarang, Kamis 27 Mei 2015.
Acara yang juga melibatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu secara detail memaparkan bahwa pertimbangan kebudayaan menjadi sangat penting peranannya. Kebudayaan seharunya digunakan pemangku pemerintah dalam menghadapi isu-isu strategis negara.
Baca Juga :
Ada 20 Gunungan di Festival Pasar Yogyakarta
"Pertimbangan kebudayaan bahkan bisa melampaui pertimbangan politik dan hukum‎. Tapi selama ini budaya tidak pernah jadi pijakan," kata Radhar.
"Seperti di Kota Semarang. Dekase (Dewan Kesenian Semarang) hanya diberi Rp 70 juta setahun, itu untuk satu garapan teater (saya) saja tidak cukup. Padahal Dekase membina 6 komite seni.‎ Di sisi lain, pemerintah kota memberi izin Chaerul Tanjung membangun pusat hiburan di TBRS. Ini kan ironi," beber dia.
Ganjar Pranowo mendukung gagasan Radhar perihal kebudayaan yang harus menjadi pertimbangan politik dan bidang lain. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu berpandangan, lewat kebudayaan, bangsa ini akan semakin kuat membangun proses pemerintahan.
"Ini bagus kita diskusikan. Kebudayaan merupakan proses fundamen yang mengharuskan seluruh proses politik dilandasi pertimbangan kulltural," kata dia.
Ganjar mengakui, pendekatan kultural kebudayaan juga telah dilakukan Ganjar saat melakukan komunikasi kepada masyarakat. Ganjar bahkan membuka diri terhadap seluruh persoalan warga di provinsi yang dipimpinya.
"Saya sudah komitmen, bahwa semua urusan di Jawa Tengah adalah urusan gubernur. Apa saja, dan saya jawab, " ujar Ganjar.
Diskusi buku karya Radhar ini juga turu menghadirkan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman‎, pakar Antropologi dan Kebudayaan Undip, Agus Maladi Irianto, dan pakar Komunikasi Triyono Lukmantoro.
Radhar juga menggelar pentas Teater Kosong berjudul "Homo Reptilicus" nanti malam pukul 19.30 di Auditorium RRI Semarang. Pertunjukan tersebut dimeriahkan penampilan dua artis film yakni Ine Febriyanti dan Olivia Zalianti.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Seperti di Kota Semarang. Dekase (Dewan Kesenian Semarang) hanya diberi Rp 70 juta setahun, itu untuk satu garapan teater (saya) saja tidak cukup. Padahal Dekase membina 6 komite seni.‎ Di sisi lain, pemerintah kota memberi izin Chaerul Tanjung membangun pusat hiburan di TBRS. Ini kan ironi," beber dia.