Menilik Sejarah Panjang Pasar Johar Semarang
Selasa, 12 Mei 2015 - 05:29 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
- Komunitas Pegiat Sejarah Semarang, Jawa Tengah mengusulkan agar renovasi Pasar Induk Johar Semarang pasca kebakaran, Sabtu, 9 Mei 2015 kemarin tetap mempertahankan bangunan asli. Sebab pasar yang pernah berjaya dan menjadi pasar terindah di Asia Tenggara ini masuk dalam cagar budaya langka di Kota Semarang.
"Jika pemerintah merenovasi kami minta pemugaran sesuai dokumen arkeologi bangunan yang tersimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah," ujar Ketua KSP Semarang, Yunantyo Adi kepada
VIVA co.id
, Senin, 11 Mei 2015.
Baca Juga :
Melody Sharon yang Lindas Suami Gegara Ketahuan Selingkuh, Akhirnya Jalani Tes Kejiwaan: Apa Hasilnya?
"Kalau tidak dilakukan seperti itu melanggar Undang-Undang cagar budaya. Bisa saja pemerintah menyeleweng. Tapi harus melalui izin menteri kebudayaan," kata dia.
Sejarah panjang
Sebagai bangunan yang memiliki sejarah panjang, Pasar Johar karya arsitektur Belanda Thomas Karsten ini bahkan memiliki keunikan arsitektur bangunan yang tak ditemui di daerah lain. Tepatnya adanya sebuah atap Cendawan berbentuk jamur. Konstruksi cendawannya pasar ini merupakan bukti pengkajian yang cermat dengan menyesuaikan dengan iklim tropis di negara Indonesia.
Sejarah Pasar Johar menurut buku
Senarai Bangunan dan Kawasan Pusaka Kota Semarang: 2006
dimulai lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun 1860 terdapat pasar yang menempati bagian timur alun-alun yang pada tepi jalannya dipagari oleh deretan pohon johar, lalu lahir nama Pasar Johar.
Lokasi pasar ada di sebelah barat Pasar Semarang yang disebut pula pasar Pedamaran. Lokasi ini berdekatan pula dengan penjara, sehingga menjadi tempat menampung orang yang akan menilik kenalan atau kerabat yang ada di penjara.
Pasar Johar menjadi semakin padat dan membutuhkan perluasan ruang. Setelah melalui proses pengkajian, akhirnya diadakan perluasan pasar johar dengan menebang pepohonan Johar dan membangun los baru.
Pada tahun 1931 gedung penjara tua yang terletak di dekat Pasar Johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kotapraja mendirikan Central modern.
Pasar kemudian didirikan dengan tujuan mempersatukan fungsi lima pasar yang telah ada, yaitu Johar, Pedamaran, Beteng, Jurnatan dan Pekojan. Adapun tapak pasar yang akan direncanakan meliputi tapak pasar Pedamaran, Pasar Johar, ditambah tapak rumah penjara, beberapa toko, sebagian halaman Kanjengan dan sebagian lagi alun-alun.
Pada tahun 1933 dibuatlah usulan rancangan pertama oleh Ir. Thomas Karsten, yang bentuk dasar menyerupai pasar Jatingaleh dengan ukuran yang lebih besar. Pada tahap II terdapat susunan atap beton dengan bagian tertinggi berada di pusat. Bagian kulit dibuat bertingkat mengingat harga tanah yang sudah tinggi di kawasan tersebut.
Namun demikian rancangan tersebut diubah pada tiga tahun berikutnya dengan tujuan untuk mengadakan efisiensi. Karena belum memenuhi keinginan, maka rancangan ini pun diubah kembali dan gagasan konstruksi cendawan kembali dimunculkan. Rancangan yang terakhir inilah yang kemudian dibangun. Konon kabarnya Pasar Johar pernah tersohor sebagai pasar yang terbesar dan tercantik di Asia Tenggara.
Pada tahun 1960-an pernah diadakan perubahan berupa penempelan dinding tambahan pada sekeliling pasar. Hal ini menyebabkan tampilan arsitektur tidak serasi serta sistem ventilasi udara yang kurang lancar.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kalau tidak dilakukan seperti itu melanggar Undang-Undang cagar budaya. Bisa saja pemerintah menyeleweng. Tapi harus melalui izin menteri kebudayaan," kata dia.