Mushaf Alquran Indonesia akan Ditulis dengan Ijuk Aren
Rabu, 6 Mei 2015 - 17:40 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- Kementerian Agama kembali memulai penulisan mushaf Alquran standar Indonesia. Penulisan dengan sistem manual atau tulis tangan ini resmi dimulai terhitung Rabu 6 Mei 2015.
Sebagai pembuka, untuk ayat pertama Bismillah ar-Rahman, ar-Rahim ditulis oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaefudin dan Direktur Pusat Studi Al-Qur'an Quraish Shihab.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Quran (LPMA) Muchlis M Hanafi menjelaskan mushaf ini ditulis dengan format Alqur'an Pojok, yakni setiap halaman terdiri atas 15 baris yang diakhiri ujung ayat.
"Ini ditulis sesuai dengan 'rasm usmani', sisanya akan dilanjutkan oleh Isep Misbah, kaligrafer berpengalaman," kata Muchlis saat Milad ke 18 Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Rabu 6 Mei 2015.
Untuk jenis tulisan yang digunakan adalah Naskhi, khat nampak formal, mudah dibaca namun tidak kehilangan pesona kaligrafis Islam. Sedangkan tulisan pelengkap seperti nama surat, halaman sampul dan lainnya menggunakan khat Tsuluts.
Sedangkan jenis kertas yang digunakan, menurut Muchlis, akan menggunakan jenis kertas yang memiliki standar kualitas tinggi, bertekstur halus, dan tahan kelembaban cuaca.
"Ukurannya (kertas) 60x90 centimeter dengan ruang penulisan 35x90 centimeter," ujar Muchlis.
Sedangkan alat tulis yang digunakan adalah qalam jawu yakni dari batang induk ijuk pohon aren, sementara penanya terbuat dari batang handam atau sejenis tanaman pakis. "Penulisan ini diperkirakan butuh waktu 2 tahun," kata Muchlis.
Untuk diketahui, sebelumnya, Kementerian Agama telah memiliki tiga buah mushaf Alqur'an Standar Indonesia. Penulisannya telah dilakukan pada tahun 1975, 1988 dan 2001.
"Ini ditulis sesuai dengan 'rasm usmani', sisanya akan dilanjutkan oleh Isep Misbah, kaligrafer berpengalaman," kata Muchlis saat Milad ke 18 Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Rabu 6 Mei 2015.
Untuk jenis tulisan yang digunakan adalah Naskhi, khat nampak formal, mudah dibaca namun tidak kehilangan pesona kaligrafis Islam. Sedangkan tulisan pelengkap seperti nama surat, halaman sampul dan lainnya menggunakan khat Tsuluts.
Sedangkan jenis kertas yang digunakan, menurut Muchlis, akan menggunakan jenis kertas yang memiliki standar kualitas tinggi, bertekstur halus, dan tahan kelembaban cuaca.
"Ukurannya (kertas) 60x90 centimeter dengan ruang penulisan 35x90 centimeter," ujar Muchlis.
Sedangkan alat tulis yang digunakan adalah qalam jawu yakni dari batang induk ijuk pohon aren, sementara penanya terbuat dari batang handam atau sejenis tanaman pakis. "Penulisan ini diperkirakan butuh waktu 2 tahun," kata Muchlis.
Untuk diketahui, sebelumnya, Kementerian Agama telah memiliki tiga buah mushaf Alqur'an Standar Indonesia. Penulisannya telah dilakukan pada tahun 1975, 1988 dan 2001.
Baca Juga :
Penghapal Alquran Diistimewakan di Universitas Malikussaleh
Para hafiz juga diusulkan mendapatkan beasiswa.
VIVA.co.id
26 Januari 2016
Baca Juga :