Istana: Indonesia Kembali Berutang ke IMF Tahun 2009
Selasa, 28 April 2015 - 15:13 WIB
Sumber :
- VIVA/Nila Chrisna
VIVA.co.id
- Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, memang telah meluruskan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa saat ini pemerintah masih utang kepada IMF. Menurut SBY, utang kepada IMF sudah dia lunasi sejak tahun 2006.
Namun, pada kenyataannya, berdasarkan data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, pemerintah kembali berutang ke IMF pada tahun 2009. Berdasarkan data statistik itu, tampak bahwa pemerintah kembali berutang kepada IMF pada tahun 2009 sebesar US$ 3,093 miliar.
Jumlah itu memang terus berkurang, di mana pada tahun 2010 total utang kepada IMF sebesar US$3,050 miliar, tahun 2011 sebesar US$3,031 miliar dan tahun 2012 kembali naik menjadi US$ 3,053 miliar, dan sampai November 2014 utang pemerintah masih US$2,90 miliar.
"SBY betul, 2006 kita tidak memiliki utang dengan IMF. Tetapi, data dari statistik utang luar negeri Indonesia, ya ada ADB, IMF ya 2009 muncul US$3,093 miliar, posisi terakhir tabel ini, November 2014, US$2,9 miliar. Tetapi, masih ada utangnya," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto di Istana Negara, Jakarta, Selasa 28 April 2015.
Namun, Andi mengaku tidak tahu untuk apa pemerintah RI kembali berutang ke IMF pada tahun 2009. "Saya tidak tahu untuk apa, silakan tanya ke Menkeu atau BI," lanjutnya.
Dalam data tersebut juga terungkap bahwa pemerintah tak hanya memiliki utang kepada IMF, Indonesia juga berutang kepada organisasi internasional seperti ADB, IBRD, IDA, IDB, IFAD, NIR, dan EIB. Kemudian dari negara kreditor seperti Amerika, Hongkong, Singapura dan Taiwan.
Menurut Andi, saat ini pemerintah hanya menjaga agar PDB tetap berada di level 20-24 persen. "Perencanaan pembayaran utang kan selalu ada di APBN ya. Tapi, kita menjaga rasio utang ke PDB ada yang kita jaga antara 20-24 persen supaya tetap di level itu, tidak lebih dari itu," ujar Andi.
Sebelumnya, SBY melalui akun Facebooknya, Selasa, 28 April 2015, menilai Presiden Jokowi telah keliru mengatakan Indonesia masih berutang kepada IMF.
"Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 yang lalu," tulis SBY.
SBY menjelaskan, keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah US$9,1 miliar, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp117 triliun, dan pembayaran terakhirnya pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada. "Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF," ujarnya.
[Baca selengkapnya ]
(one)
Baca Juga :
SBY Peroleh Gelar Doktor Honoris Causa ke-13
Baca Juga :
Penjelasan Menkeu, Selamatkan Jokowi Soal IMF
"SBY betul, 2006 kita tidak memiliki utang dengan IMF. Tetapi, data dari statistik utang luar negeri Indonesia, ya ada ADB, IMF ya 2009 muncul US$3,093 miliar, posisi terakhir tabel ini, November 2014, US$2,9 miliar. Tetapi, masih ada utangnya," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto di Istana Negara, Jakarta, Selasa 28 April 2015.
Namun, Andi mengaku tidak tahu untuk apa pemerintah RI kembali berutang ke IMF pada tahun 2009. "Saya tidak tahu untuk apa, silakan tanya ke Menkeu atau BI," lanjutnya.
Dalam data tersebut juga terungkap bahwa pemerintah tak hanya memiliki utang kepada IMF, Indonesia juga berutang kepada organisasi internasional seperti ADB, IBRD, IDA, IDB, IFAD, NIR, dan EIB. Kemudian dari negara kreditor seperti Amerika, Hongkong, Singapura dan Taiwan.
Menurut Andi, saat ini pemerintah hanya menjaga agar PDB tetap berada di level 20-24 persen. "Perencanaan pembayaran utang kan selalu ada di APBN ya. Tapi, kita menjaga rasio utang ke PDB ada yang kita jaga antara 20-24 persen supaya tetap di level itu, tidak lebih dari itu," ujar Andi.
Sebelumnya, SBY melalui akun Facebooknya, Selasa, 28 April 2015, menilai Presiden Jokowi telah keliru mengatakan Indonesia masih berutang kepada IMF.
"Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 yang lalu," tulis SBY.
SBY menjelaskan, keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah US$9,1 miliar, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp117 triliun, dan pembayaran terakhirnya pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada. "Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF," ujarnya.
[Baca selengkapnya ]
(one)
Baca Juga :
SBY Diminta Tak Perlu Canggung Kritik Jokowi
'Kalau kritiknya bagus, tak perlu merasa tak enak hati.'
VIVA.co.id
9 Februari 2016
Baca Juga :