Benarkah KAA Hanya untuk Dapat Pengakuan Asing?

Presiden Joko Widodo di KAA
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
- Tokoh Malari 1974, Hariman Siregar menyebut perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) hanyalah sebuah bentuk upaya pemerintah untuk mendapatkan pengakuan bangsa asing.


"Padahal kita ikut G21, forum APEC kita juga ikut, sekarang kita menghidupkan lagi grup ini (KAA). Apa relevansinya? Kalau dulu jelas cita-citanya, demi gerakan Non-Blok," kata Hariman, Kamis 23 April 2015.


Menurut Hariman, saat ini pemerintah seperti tengah haus pengakuan bangsa asing ketimbang memikirkan nasib rakyat. "Saya kira kurang pas rasanya, negara kita sedang carut marut dalam negeri, ini malah ngadain KAA. Bagi saya kalau cuma ajang nostalgia saja, ya oke, tapi apa harus mengeluarkan biaya banyak," ujarnya.


Hariman menambahkan, kalau visinya untuk mengangkat derajat Indonesia di luar negeri, hal itu sudah tercapai, buktinya Indonesia selalu hadir dan diakui di forum-forum internasional.


Dalam hal ini, dirinya menarik benang merah acara KAA dengan mengukur kesiapan Indonesia menyambut masyarakat ekonomi ASEAN.

VIDEO: Megawati di Barisan Depan Saat Napak Tilas KAA

"Dulu kita merasa siap, tapi 15 tahun belakangan ini, bahkan kita menjadi negara importir paling besar. Kita harusnya belum siap menghadapi MEA, gimana coba dokter asing masuk nanti, keteteran dokter lokal kita, selama ini kan kita masih menjadi sumber tenaga kasar saja" katanya.
Ini Jalur yang Akan Ditutup Besok


Siapa Penulis Pidato Jokowi, Publik Diminta Tak Ribut
Indonesia dipercaya menjadi penyelenggara KAA ke-60. Perhelatan negara-negara yang tergabung di Benua Asia dan Afrika itu digelar di dua kota sekaligus, yakni Jakarta dan Bandung.

Ribuan Payung Hiasi Jalan Otista Bandung

KAA Usai, Bandung Masih Euforia

Para warga bersama keluarga berfoto di sekitar Gedung Merdeka.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2015