DPR: Parlemen Perkuat Diplomasi Utama Pemerintah

Rapat Konsultasi Antara MK Dan Komisi III DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
- Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memprakarsai Konferensi Parlemen Asia Afrika, berbarengan dengan perhelatan Konferensi Asia Afrika. Konferensi Parlemen negara-negara di Asia dan Afrika itu diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya memperkuat diplomasi utama Pemerintah.


Menurut Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, Kamis 23 April 2015, selama ini diplomasi tak terintegrasi antara pemerintah dengan parlemen. Diplomasi antarpemerintah berjalan sendiri, begitu juga diplomasi antarparlemen. Akibatnya, diplomasi antarparlemen diposisikan sebagai diplomasi cadangan, atau
second track diplomacy.


KAA Usai, Bandung Masih Euforia
"Hari ini, DPR RI menginisiasi gerakan parlemen Asia Afrika, yang belum pernah ada. Tahun depan, sudah ada negara yang jadi host
PM Mesir: Asia Afrika Masih Utang pada Palestina
(tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Parlemen Asia Afrika),” kata Fahri kepada wartawan di kompleks Parlemen, Jakarta.

Insiden Presiden Zimbabwe Lupa Teks Pidato di KAA

Legislator Partai Keadilan Sejahtera itu menjelaskan bahwa selama ini dalam hubungan internasional, parlemen hanya menjadi jalur kedua diplomasi; agenda kepala negara atau kepala pemerintahan berbeda dengan agenda parlemen.


"Ke depan, jika agenda eksekutif sama, maka parlemen sama. Sekarang, agenda Presiden dan parlemen berbeda," katanya.


Tugas DPR RI sekarang, kata Fahri, berbeda dengan dulu. Anggota DPR RI, berdasarkan undang-undang, mempunyai peran diplomasi dan membantu pemerintah dalam kerja sama antarnegara. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya