Pilot Helikopter yang Jatuh di Kalimantan Selamat, Tapi Syok
- Iqbal/Balikpapan
Pilot dan kopilot itu adalah Ahmad Zaini dan Agung Budi Kusumo. Mereka dikabarkan mengalami luka dan patah tulang kaki serta tangan. Keduanya juga dilaporkan masih syok berat atas insiden yang nyaris merenggut nyawanya itu.
Sejumlah rekan kerja dan kerabat para korban penumpang helikopter nahas itu berdatangan menjenguk mereka di Rumah Sakit Siloam Balikpapan. Namun, Ahmad Zaini dan Agung Budi Kusumo belum bisa diajak berkomunikasi karena masih trauma.
Lima korban lain yang merupakan penumpang helikopter itu adalah Andri Hartanto, Agung Warda, Muhamad Sudarman, Rahmat Yunanto, dan Cahaya Ramadhan. Mereka adalah karyawan dari PT Total Indonesia.
Manajemen PT Hevilift Airvast, maskapai helikopter itu, masih fokus untuk menangani kondisi para korban yang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Maskapai belum memberikan keterangan seputar penyebab kecelakaan itu, begitu juga rencana evakuasi.
Helikopter berjenis S-76 C Plus milik PT Hevilift Airvast itu jatuh di areal tambang di kawasan pedalaman Tanjung Dewa, Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Sabtu siang, 21 Maret 2015. Helikopter jatuh saat melakukan pemantauan di areal tambang.
Helikopter itu terbang dari Bandara Internasional Sultan Aji Muhamad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, dan akan mendarat di helipad di site tambang milik PT Total Indonesia di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penerbangan helikopter itu bertujuan melakukan survei luas lokasi tambang batu bara milik PT Total Indonesia.
Laporan jatuhnya helikopter komersial itu langsung diterima Kantor SAR Balikpapan, Kalimantan Timur. Berbagai upaya pun dilakukan oleh tim SAR untuk memastikan adanya kabar musibah itu. Salah satunya dengan menghubungi sejumlah pihak yang terkait dalam penerbangan itu, termasuk manajemen maskapai penerbangan. (one)
Iqbal/Balikpapan