Operasi SAR Terlama, Berapa Biaya Cari AirAsia QZ8501

Pemindahan bangkai ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Kumai
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
- Operasi pencarian dan penyelamatan AirAsia QZ8501 yang jatuh di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, resmi dihentikan Basarnas, Sabtu 28 Febuari 2015.


Hingga hari terakhir, total jenazah yang sudah ditemukan berjumlah 103, sebanyak 97 sudah teridentifikasi. Enam korban masih dalam proses indentifikasi.


Selama 62 hari operasi berlangsung, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Menurut Direktur Operasi Basarnas SB Supriadi, operasi AirAsia QZ8501 ini adalah operasi yang paling lama dan memakan biaya yang besar.


"Satu kapal satu hari Rp150 juta, ada 64 kapal yang ikut operasi pencarian. Hitung saja sendiri, itu belum logistik dan yang lain-lain," kata Supriadi kepada VIVA.co.id.


Supriadi berharap semua pihak memahami hal ini, meski operasi pencarian harus dihentikan. Menurutnya, perlu tenaga ekstra karena medan yang berat dan biaya yang tidak sedikit.

Kakak Korban AirAsia: Saya Dengar Pesawat Itu Bermasalah

"Tolong semua pihak memahami, ini perlu tenaga, biaya, waktu, medan yang berat. Kita bersyukur tidak ada korban jiwa," katanya.
Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya


Kemenhub Rekomendasi Dua Hal Ini ke AirAsia
Di penghujung operasi Basarnas telah mengangkat bagian besar badan pesawat AirAsia QZ8501 pada Jumat, 27 Febuari 2015 kemarin. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, bagian besar pesawat AirAsia itu sedang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.


Badan pesawat itu sedang dibawa Kapal Cres Onix milik Basarnas. Diperkirakan, pada Minggu malam atau Senin pagi sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.


"Tim SAR gabungan dari SKK Migas, Kapal Basarnas dan tim diving club sudah bergerak dari daerah operasi mengangkut bagian pesawat yang kemarin sore diangkat," ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Sabtu 28 Febuari 2015.


Setelah tiba di Jakarta, badan pesawat akan langsung diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya