Bos Tim DVI Korban AirAsia Menikmati Pijatan Relawan

Bos Tim DVI AirAsia Menikmati Pijatan Relawan
Sumber :
  • Tudji Martudji/Surabaya
VIVA.co.id
Setahun Tragedi AirAsia, Keluarga Belum Menerima Santunan
- Komisaris Besar Polisi dr Budiyono adalah orang yang bertanggung jawab atas kerja Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). Mereka mengidentifikasi seluruh jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.

Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya

Dia harus memantau jam per jam perkembangan proses identifikasi terhadap seluruh jenazah atau pun sekadar potongan bagian tubuh. Dia harus memastikan hasil identifikasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum sebelum diumumkan kepada pers.
Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501


Sebagai Ketua Tim DVI, dr Budiyono hampir setiap hari mengumumkan hasil identifikasi kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Di sela kesibukannya menjalankan tugas kemanusiaan itu, Budiyono menyempatkan diri menikmati pijatan Supri Abdul Djalal (37 tahun), relawan juru pijat ‎yang hampir setiap berada di Posko Media Polda Jatim.


Usai memberikan keterangan hasil identifikasi jenazah, Budiyono menghampiri Djalal. Dia mengetahui aktivitas Djalal memberikan layanan ‎pijat kepada para pekerja media, khususnya wartawan yang setiap hari meliput perkembangan identifikasi jenasah di Posko DVI Polda Jatim.


Tak lama setelah duduk di kursi, tangan terampil Djalal merambah punggung dan leher perwira itu. Pijatan dilakukan untuk mengendurkan otot-otot yang kaku dan menghilangkan pegal. Budiyono tampak merem-melek menikmati pijatan pemuda asal Kediri, Jatim, itu.


"Lumayan, enak pijatannya.‎ Mas Djalal ini lulus sebagai tukang pijat andal," Budi berseloroh.


Pemandangan itu menjadi perhatian para wartawan dan perwira tinggi lain di Polda Jatim. Bahkan, sang Kepala Polda, Inspektur Jenderal Polisi Anas Yusuf, tak ketinggalan melihat aksi Djalal memijat Budiyono.


Sebelumnya, Djalal menghampiri Anas Yusuf dan berbisik untuk menunjukkan lagu karyanya yang berjudul Tukang Pijat Simpati Negeri. Lagu itu tentang keprihatinannya atas perseteruan KPK dengan Polri. Setelah mendengarkan lagu itu, Anas berkomentar: "Wah, bagus, lagunya enak dan netral.”


Djalal pun menawarkan jasa untuk memijat Anas Yusuf. Namun Budiyono menyela. "Sebelum kamu
mijet
Pak Kapolda, tes dulu pijat saya," katanya. (ren)



Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya