Satu Peraih Emas Sains Dunia Putra Gubernur Jateng
Selasa, 20 Januari 2015 - 15:31 WIB
Sumber :
- Dwi Royanto/Semarang
VIVA co.id
- Satu di antara lima siswa SMP di Semarang yang meraih medali emas dalam ajang lomba sains tingkat internasional di Korea Selatan adalah Muhammad Zinedine Alam Ganjar (13 tahun). Dia adalah putra tunggal Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Meski sebagai putra gubernur, Alam mampu membuktikan diri mampu berprestasi dalam ajang internasional The 6th ASEAN+3 Teacher Workshop and Student Science Camp Changwon City, Korea Selatan, pada 11-18 Januari 2015. Lomba itu diikuti pelajar negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Taiwan, Tiongkok, Laos, dan Korea Selatan.
Sebagai salah satu wakil Indonesia di ajang itu, Alam mengaku tak gentar meski bersaing dengan pelajar berbagai negara. Bahkan, konsep serta proyek yang digagas Alam, siswa kelas 7 SMP, itu pantas diacungi jempol di antara siswa negara lain. Alam sebagai wakil Indonesia menjadi satu tim dengan siswa asal Vietnam, Thailand, Malaysia, Brune Darusalam, Singapura dan Korea.
"Format lombanya model tim bersama negara lain. Nah, tim itu diminta membuat proyek rumah pintar otomatis, terintegrasi, ramah lingkungan, dan sehat," kata Alam kepada VIVA co.id di Semarang, Selasa, 20 Januari 2015.
Dalam proyek yang bertema The Green, Smart Home itu, Alam dan kelompoknya membuat sebuah konsep mengenai fitur pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi dengan memanfaatkan lampu LED dan solar sel. Teknisnya, ia mendesain sebuah rumah menggunakan sebanyak mungkin kaca untuk menghasilkan pencahayaan yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya alam.
"Kami manfaatkan satu lampu LED untuk menghasilkan cahaya yang dipantulkan di kaca dari pancaran sinar Matahari," kata Alam.
Dalam proses menyusun proyek itu, dia menambahkan, masing-masing regu diberi waktu selama enam hari untuk selalu berdiskusi dan bereksperimen sesuai tema yang dipilih. "Setiap malam, kami dikasih waktu untuk membuat dan mematangkan konsep. Lalu, semua ikut presentasi menggunakan bahasa Inggris. Masing-masing orang mendapatkan jatah presentasi proyeknya,” kata dia.
Namun, perjuangan Alam dan timnya tidak selalu berjalan mulus. Kendala yang dihadapi adalah anggota tim yang berasal dari negara berbeda. Komunikasi dan kesolidan tim menjadi kendala paling berarti. "Kami harus benar-benar kerja keras, sehingga mendapatkan konsep yang maksimal," ujarnya.
Alam mengaku, persiapan menuju ajang itu tergolong berat. Para siswa berprestasi dari Semarang sebelum dikirim, telah digembleng oleh lembaga Duniaku Pintar Semarang melalui beberapa pengajar yang memberikan pemahaman tentang eksperimen sains.
Meski telah mendapatkan medali emas, Alam tidak merasa besar hati. Dia malah menginginkan untuk terus bersaing dalam ajang internasional serupa. Ganjar Pranowo mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya dan empat siswa lain.
“Anakku pintarnya meniru aku, tapi bapaknya malas,” kata Ganjar, berseloroh, dalam bahasa Jawa. (art)
Baca berita lain:
Baca Juga :
Ciro Alves Sebut Ada Yang Lebih Bahagia daripada Cetak Gol Perdana di Liga Champions Asia 2
"Format lombanya model tim bersama negara lain. Nah, tim itu diminta membuat proyek rumah pintar otomatis, terintegrasi, ramah lingkungan, dan sehat," kata Alam kepada VIVA co.id di Semarang, Selasa, 20 Januari 2015.
Dalam proyek yang bertema The Green, Smart Home itu, Alam dan kelompoknya membuat sebuah konsep mengenai fitur pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi dengan memanfaatkan lampu LED dan solar sel. Teknisnya, ia mendesain sebuah rumah menggunakan sebanyak mungkin kaca untuk menghasilkan pencahayaan yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya alam.
"Kami manfaatkan satu lampu LED untuk menghasilkan cahaya yang dipantulkan di kaca dari pancaran sinar Matahari," kata Alam.
Dalam proses menyusun proyek itu, dia menambahkan, masing-masing regu diberi waktu selama enam hari untuk selalu berdiskusi dan bereksperimen sesuai tema yang dipilih. "Setiap malam, kami dikasih waktu untuk membuat dan mematangkan konsep. Lalu, semua ikut presentasi menggunakan bahasa Inggris. Masing-masing orang mendapatkan jatah presentasi proyeknya,” kata dia.
Namun, perjuangan Alam dan timnya tidak selalu berjalan mulus. Kendala yang dihadapi adalah anggota tim yang berasal dari negara berbeda. Komunikasi dan kesolidan tim menjadi kendala paling berarti. "Kami harus benar-benar kerja keras, sehingga mendapatkan konsep yang maksimal," ujarnya.
Alam mengaku, persiapan menuju ajang itu tergolong berat. Para siswa berprestasi dari Semarang sebelum dikirim, telah digembleng oleh lembaga Duniaku Pintar Semarang melalui beberapa pengajar yang memberikan pemahaman tentang eksperimen sains.
Meski telah mendapatkan medali emas, Alam tidak merasa besar hati. Dia malah menginginkan untuk terus bersaing dalam ajang internasional serupa. Ganjar Pranowo mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya dan empat siswa lain.
“Anakku pintarnya meniru aku, tapi bapaknya malas,” kata Ganjar, berseloroh, dalam bahasa Jawa. (art)
Baca berita lain:
Baca Juga :
Bocah Jenius Semarang Sabet Medali Emas di Korea Selatan
Hilal memenangkan medali emas dari World Creativity Festival.
VIVA.co.id
5 Desember 2015
Baca Juga :