Warga Pulau Sebatik Lebih Suka Pakai Bensin dan Elpiji Malaysia

Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia
Sumber :
  • Antara/ Eric Ireng
VIVAnews
DFSK dan Seres Hadirkan Program Spesial Khusus Libur Nataru
- Warga di pulau Sebatik, Kalimantan Utara, lebih suka menggunakan bahan bakar minyak (BBM) premium dari Malaysia ketimbang bensin Indonesia. Soalnya harga bensin asal negeri Jiran lebih murah dan mudah didapat daripada bensin Indonesia.

PDIP Nilai Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Sebuah Kemunduran Demokrasi

Mereka menggunakan bensin premium dari Malaysia seharga 2 ringgit 30 sen atau sekitar Rp8.500. Bensin premium Indonesia memang baru dinaikkan sehingga kini harganya setara dengan bensin Malaysia. Tapi stok bensin Indonesia sering langka sehingga harga di tingkat pengecer lebih mahal.
Pemerintah Resmi Naikkan PPN 12 Persen, Warganet Heboh di Media Sosial


Begitu juga dengan elpiji ukuran 3 kilogram. Warga di pulau perbatasan itu telah bertahun-tahun menggunakan elpiji dari Malaysia karena elpiji dari Pertamina sangat langka. Harganya pun dua kali lipat lebih mahal dibanding elpiji dari Malaysia. Bahkan harga tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram milik pertamina di sekitar perbatasan Indonesia-Malaysia melambung hingga Rp28 ribu per tabung.


Tabung elpji berwarna kuning dari Malaysia banyak menghiasi berbagai warung atau toko di hampir seluruh wilayah di pulau Sebatik. Tabung kuning itu dapat dengan mudah dijumpai di pulau terluar Indonesia.


Pertamina berencana menanggung ongkos kirim serta menambah kuota tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram untuk masyarakat di perbatasan.


Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Persero, Hanung Budya, mengatakan bahwa fakta tersebut membuat Pertamina berencana memperbaiki sistem pengiriman dan distribusi BBM ke seluruh SPBU di pulau Sebatik. Diharapkan dapat mencegah kelangkaan bahan bakar, khususnya premium bersubsidi.


Pulau Sebatik adalah sebuah pulau di sebelah timur laut Kalimantan. Pulau ini secara administratif dibagi menjadi dua bagian. Di bagian utaranya adalah wilayah negara bagian Sabah, Malaysia, dan di bagian selatan wilayah Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara.


Pulau itu adalah salah satu pulau terluar yang menjadi prioritas utama pembangunan karena perbatasan langsung dengan negara tetangga. Program utama yang perlu dilakukan di Pulau Sebatik, antara lain, pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata serta peningkatan hukum dan pengawasan keamanan.


Iqbal Abdullah/Pulau Sebatik



Baca berita lain:






Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya