Wapres: Batik Jangan Hanya Dikuasai Pemodal Besar
- ANTARA/Regina Safri
VIVAnews - Wakil Presiden, Boediono, secara resmi membuka Pekan Batik Nusantara (PBN) ke tujuh yang berlangsung di kawasan Heritage Jatayu Pekalongan, Rabu 8 Oktober 2014.
Dalam kesempatan itu, Boediono menegaskan bahwa batik jangan hanya dikuasai produsen bermodal besar tetapi pengusaha kecil juga harus terus dilibatkan untuk membangun ekonomi kerakyatan.
"Harus ada keseimbangan ruang efisiensi dan ekonomi bagi pengrajin batik kecil maupun lokal," kata Boediono dalam sambutannya pembukaan rangkaian PBN di Pekalongan, Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, Boediono melakukan pemukulan gong sebagai tanda dibukanya acara PBN sejak tanggal 8-12 Oktober 2014 mendatang. Acara dihadiri pula Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmiko dan Wali Kota yang tergabung dalam Asosiasi Wali Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Menurut Boediono, batik tidak sekedar menjadi warisan nenek moyang belaka, melainkan menjadi penyumbang kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Secara khusus, batik di Pekalongan itu menjadi tempat interaksi dari berbagai daerah, yakni Solo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan luar negeri seperti China maupun Jepang," kata dia.
Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko, mengapresiasi Wapres Boediono yang masih menyempatkan hadir ke Pekalongan disisa masa jabatannya.
"Beliau masih menyempatkan datang ke kota Pekalongan. Luar biasa bagi beliau mau datang ke Jateng pada umumnya," ujar dia.
Kedatangan rombongan Boediono beserta istri, Herawati Boediono dan pejabat tinggi lainnya maupun 25 kepala daerah disambut dengan arak-arak tari Pesona Sapta Mitra Pantura. Tari dengan instrumen sehelai batik lenggak-lenggok menari di hadapan tamu undangan yang berada sederet kursi depan.
Tari tersebut, merupakan kolaborasi dari kesenian dan budaya wilayah Pantura, yakni Brebes, Tegal, Kabupaten Pemalang, Tegal, Batang Pekalongan dan Kota Pekalongan. (asp)