Pasuruan Sukses Tangkar Tapir
Selasa, 7 Oktober 2014 - 20:57 WIB
Sumber :
- iStock
VIVAnews –
Untuk pertama kalinya, seekor tapir berhasil dilahirkan dalam penangkaran di Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Kelahiran bayi satwa langka ini pun menambah jumlah populasi tapir di TSI Prigen menjadi tiga ekor.
Bayi tapir ini terlihat menggemaskan dengan kombinasi warna hitam dan putih. Saat diperlihatkan pada kru media, satwa mungil itu terus bersembunyi di balik tubuh gendut induknya. Sesekali, ia terlihat turut memamah makanan, mengikuti induknya.
Bayi tapir ini terlihat menggemaskan dengan kombinasi warna hitam dan putih. Saat diperlihatkan pada kru media, satwa mungil itu terus bersembunyi di balik tubuh gendut induknya. Sesekali, ia terlihat turut memamah makanan, mengikuti induknya.
Bayi tapir tersebutm dilahirkan secara normal dari pasangan indukan pejantan bernama Billy (5) dengan betina bernama Herlina (6), pada 2 Oktober lalu di tempat penangkaran TSI Prigen, Pasuruan.
Satwa langka asli Pulau Sumatera itu berada dalam kandungan selama 14 bulan dan memiliki bobot sekitar sembilan kilogram saat dilahirkan.
“Kami sangat menantikan kelahiran bayi tapir ini. Dengan adanya si bayi, kini jumlah tapir di TSI Prigen menjadi tiga ekor,” kata Humas TSI Prigen Idham Rustian.
Selain itu, Idham juga mengatakan kelahiran bayi tersebut menjadi catatan sukses tersendiri bagi TSI Prigen, karena umumnya tapir baru bisa bereproduksi setelah 10 tahun berada dalam penangkaran.
Binatang yang memiliki belalai pendek ini merupakan hewan herbivora yang dilindungi. Mereka sulit beradaptasi dengan lingkungan yang cepat berubah, karenanya kehidupan satwa berkelir hitam dan putih itu lebih terjamin di tempat penangkaran, ketimbang di alam liar.
Tapir biasa hidup di hutan sebagian wilayah Indonesia, khususnya Sumatera. Selain itu, tapir juga tersebar di Malaysia dan Thailand.
Catatan TSI menyebutkan, hanya terdapat kurang dari 100 ekor tapir tersisa di alam liar di Indonesia. Peralihan lahan hutan menjadi areal pertanian dan banyaknya perburuan liar menjadi penyebab utama berkurangnya populasi tapir.
(antv/tvOne/tuji hartono/asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bayi tapir tersebutm dilahirkan secara normal dari pasangan indukan pejantan bernama Billy (5) dengan betina bernama Herlina (6), pada 2 Oktober lalu di tempat penangkaran TSI Prigen, Pasuruan.