Ini Penyebab Jembatan Comal di Pemalang Amblas

Jemabatan Comal amblas
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
VIVAnews
Sosok Bigjen TNI Hendrawan Ostevan hingga Nanang Gimbal Potong Rambut Usai Bunuh Sandy Permana
- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah alasan amblasnya jembatan Comal di Pemalang karena tonase berlebihan kendaraan berat. Menurutnya, penyebab utama amblasnya jembatan karena faktor alam yakni, erosi tanah.

Suka Dipukul Waktu Kecil, Azka Akui Didikan Deddy Corbuzier Berhasil: Katanya untuk Mentality

"
Daftar Perusahaan Besar AS yang Umumkan PHK Karyawan Awal 2025: Meta, Microsoft hingga Washington Post
Nggak (kelebihan tonase). Karena, kalau posisi tanah bisa tertahan beton
nggak
masalah. Tapi adanya erosi dan tergerus terus-menerus maka terjadi penurunan. Jadi ini faktor alam, " kata Ganjar di Semarang, Sabtu 19 Juli 2014.


Jembatan di jalur pantai utara Jawa itu saat ini masih ditutup total dan belum dapat dilalui pemudik. Truk-truk bermuatan besar juga telah dialihkan melalui jalur Selatan.


Jika jembatan itu masih dipaksa untuk dilalui truk bersumbu besar, bukan tidak mungkin akan roboh. Meskipun, amblasnya karena faktor erosi tanah.


"Kalau distimulus dengan truk yang gede-gede ya bonyok itu dan bisa patah, " ujar Ganjar.


Menurut Ganjar pihak Bina Marga saat ini terus menggenjot perbaikan sementara agar jembatan itu bisa dilalui pemudik pada H-5 lebaran. Hingga Sabtu sore perbaikan telah merampungkan pondasi paling bawah dengan cara pengecoran.


"Harapannya sore ini sudah bisa memasang AMP (Asphalt Mixing Plant) nya. Kalau target malam hari ini tercapai lah, " jelasnya.


Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menurut Ganjar juga telah mengunjungi langsung lokasi amblasnya jembatan. Menurutnya pengawalan langsung dari pusat akan terkoordinasi hingga di tingkat bawah untuk mengurai permasalahan amblasnya jembatan.


Pembangunan sementara menggunakan alat berat menurut Ganjar ditargetkan selesai pada 23 Juli mendatang. Jadi selama lima hari penuh jembatan Comal belum dapat dilalui pemudik.


"
Setiap enam jam saya minta laporan terus dari sana. Saya juga sudah minta gambar pembangunannya, " ungkapnya.


Sambil menunggu selesainya pekerjaan, para pemudik untuk sementara dialihkan melalui jalur alternatif. Pemudik yang datang dari dari arah barat, seperti dari Jakarta, dialihkan melewati Ujung Gede, Blimbing, Bodeh, Kesesi, Kajen dan Wiradesa.


Sebaliknya pemudik dari  arah timur, seperti dari Semarang, yang hendak menuju ke arah barat bisa melewati pasar Wiradesa di Pekalongan, Bojong, Kajen, Kesesi, Bodeh, Blimbing, Ujung Gede dan masuk kembali jalur Pantura. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya