2014 Musim Hujan di Indonesia Normal, Ini Sebabnya
Kamis, 5 Desember 2013 - 13:53 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memastikan musim penghujan pada 2013/2014 masih bersifat normal.
Berdasarkan prediksi dari berbagai lembaga ternama yang mengurusi iklim dan cuaca di dunia, seperti NCEP-NOAA (Amerika Serikat), Jamstec (Jepang), BOM (Australia), dan BMKG (Indonesia) semua memprediksi curah hujan di wilayah Indonesia bersifat normal.
Tidak pengaruh dari Enso (Elnino dan Lanina), hangatnya suhu muka air laut di perairan Indonesia dan Dipole Mode di Samudera Hindia yang ketiga faktor pengendali iklim di Indonesia tersebut menunjukkan kondisi normal.
BMKG meprediksi, puncak musim hujan di wilayah Indonesia akan terjadi pada Desember, Januari dan Februari. Puncak tertinggi pada Januari. Secara umum tidak ada siklon tropis yang melalui wilayah Indonesia.
Siklon tropis di Utara Indonesia terbentuk antara Juli–Oktober. Puncaknya Agustus atau dalam lima kali setahun. Kondisi ini lebih banyak di utara daripada di selatan Indonesia.
Umumnya Indonesia hanya akan terkena imbas dari siklon tropis sehingga terjadi cuaca ekstrem seperti hujan deras, gelombang laut tinggi dan angin kencang.
Baca Juga :
Dendam Membara di UFC 309: Charles Oliveira Vs Michael Chandler, Siapa yang Akan Hancur?
Sementara dampak bencana longsor tahun 2012 menyebabkan 112 orang meninggal, 7 orang hilang, 890 jiwa menderita, 6.263 mengungsi dan ribuan rumah rusak.
Berdasarkan peta bencana, sebanyak 315 kabupaten/kota yang berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir. Ada 61 juta jiwa yang tinggal di daerah tersebut.
Sementara wilayah yang masuk dalam wilayah rawan longsor sebanyak 274 kabupaten/kota. Sebanyak 124 juta jiwa tinggal di daerah tersebut.
Sebanyak 404 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari puting beliung, dengan jumlah penduduk 115 juta jiwa yang tinggal di daerah tersebut.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara dampak bencana longsor tahun 2012 menyebabkan 112 orang meninggal, 7 orang hilang, 890 jiwa menderita, 6.263 mengungsi dan ribuan rumah rusak.