Bendera GAM Resmi Jadi Bendera Aceh
Selasa, 26 Maret 2013 - 10:59 WIB
Sumber :
VIVAnews -
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengesahkan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebagai bendera resmi pemerintah Aceh. Selain bendera, lambang Buraq-Singa milik GAM juga disahkan sebagai lambang Aceh.
Pengesahan lambang dan bendera Aceh itu dilakukan pada rapat paripurna DPRA pada Jumat pekan lalu. Aturan tentang bendera dan lambang Aceh itu dituangkan dalam Qanun nomor 3 tahun 2013.
Pengesahan lambang dan bendera Aceh itu dilakukan pada rapat paripurna DPRA pada Jumat pekan lalu. Aturan tentang bendera dan lambang Aceh itu dituangkan dalam Qanun nomor 3 tahun 2013.
Baca Juga :
Jalankan Misi Prabowo, Menteri Riefky Minta Santri Sebarkan Info Bahaya Judol Lewat Konten Digital
Meski sebenarnya banyak pilihan lambang dan bendera yang disodorkan untuk menjadi bendera Aceh, namun DPRA yang didominasi Partai Aceh, tetap mengesahkan bendera dan lambang itu. Alasannya, bendera dan lambang itu merupakan aspirasi seluruh masyarakat Aceh.
"Yang disodorkan oleh pemerintah Aceh memang bendera itu. Meski dalam rapat koordinasi di Jakarta beberapa waktu lalu ada beberapa bendera yang diusulkan, tapi semua masyarakat setuju bendera bintang bulan dan lambang Buraq-Singa menjadi bendera dan lambang Aceh," kata Ketua Badan Legeslasi DPRA, Abdullah Saleh, Selasa 26 Maret 2013.
Menurut Abdullah Saleh, pengesahan Qanun Bendera dan Lambang Aceh itu telah melewati tahapan yang memadai. Pihaknya juga telah menjaring aspirasi seluruh masyarakat Aceh.
Meski dalam pembahasannya, Fraksi Partai Golkar sempat meminta penjelasan arti dari lambang Buraq yang mirip wanita berambut panjang dan dinilai tidak sesuai dengan budaya Aceh dan Islam. Menurut Abdullah Saleh, dalam qanun sudah dijelaskan lebih rinci maksud dari simbol itu.
"Buraq itu juga merupakan simbol Islam, dan semua simbol dalam Qanun bendera dan lambang Aceh ini tidak ada yang bertentangan dengan budaya dan Islam di Aceh," ujarnya.
Kendati mendapat penolakan dari kalangan aktivis yang menamakan dirinya Gayo Merdeka, DPRA tetap mengesahkan Qanun itu. Abdullah Saleh bilang, mereka harus mengakomodasi keinginan kelompok mayoritas.
"Gayo Merdeka yang demo kemarin itu cuma tiga puluhan orang, semuanya sudah kami pertimbangkan. Namanya demokrasi kita tidak bisa mengakomodir semuanya dan kita melihat realitas politik yang ada hari ini," ujarnya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Meski sebenarnya banyak pilihan lambang dan bendera yang disodorkan untuk menjadi bendera Aceh, namun DPRA yang didominasi Partai Aceh, tetap mengesahkan bendera dan lambang itu. Alasannya, bendera dan lambang itu merupakan aspirasi seluruh masyarakat Aceh.