Rieke Kunjungi Makam Dewi Sartika di Hari Ibu

Ketua Pansus Panitia Angket DPR-RI tentang Pelindo II Rieke Diah Pitaloka.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews- Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Calon Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka berziarah ke makam Dewi Sartika. Makam inspirator dan perintis pendidikan bagi kaum perempuan itu terletak di Kompleks Pemakaman Bupati Bandung, Jalan Karang Anyar Bandung.

"Perjuangan almarhum Dewi Sartika yang menginspirasi saya maju menjadi Gubernur Jawa Barat," ujar Rieke di Makam Dewi Sartika, Bandung, Sabtu 22 Desember 2012.

Rieke ingin merealisasikan berbagai gagasan Dewi Sartika jika terpilih menjadi gubernur. Menurutnya saat ini peradaban seperti mengalami kemunduran. "Kasus Bupati Aceng yang menikahi anak di bawah umur itu jelas menunjukkan bahwa peradaban kita mundur. Di masanya, Dewi Sartika sudah menolak pernikahan dini," ujarnya.

Banyak pemikiran Dewi Sartika yang mengilhami pahlawan lain. RA Kartini bahkan pernah menulis dalam sebuah surat bahwa dia ingin seperti Dewi Sartika. RA Kartini sangat terinspirasi dengan sekolah khusus wanita "Kauman Istri" yang dibuat Dewi Sartika saat itu.

Selain itu gagasan Dewi Sartika juga yang mengilhami Kongres wanita pertama pada 22 Desember 1959. Kongres itu menghasilan tiga kesepakatan. Pertama wanita mempunyai hak yang sama dalam pendidikan seperti halnya para pria. Kedua syarat pernikahan untuk menghindari pernikahan dini dengan alasan apapun oleh keluaraga. Terakhir adalah usulan agar para janda dan yatim piatu diberi tunjangan.

Ia mengatakan gagasan Dewi Sartika yang diadopsi melalui kongres wanita pertama sebagai dasar kekuatan dan pengakuan posisi kaum wanita di Indonesia. Itu salah satu landasan presiden Sukarno menetapkan 22 Desember menjadi hari ibu.

Ajil Ditto Rasakan Pengalaman Pertama Jadi Pelukis di Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

Dewi Sartika sejak remaja sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil di rumah ibunya, Dewi mengajar merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis dan sebagainya. Dalam perkembanganya, kemudian Dewi Sartika membuka Sakola Istri pertama se Hindia-Belanda. Bahkan sekolahnya terus berkembang dengan menggunakan uang pribadinya.

Bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang berusia 25 tahun, dan sekolahnya berganti nama "Sakola Raden Dewi". Atas jasanya itulah, Dewi Sartika dianugrahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda, waktu itu.