Soeharto Pernah ke Bosnia, SBY Diminta ke Gaza
- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang ke jalur Gaza. Kedatangan SBY diharap bisa meredakan ketegangan antara militer Israel dengan milisi Palestina.
Peran SBY sebagai kepala negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia dinilai dapat mendorong negara lain membantu menghentikan perang. Desakan disampaikan Presidium MER-C, dr Joserizal Jurnalis, di Kantor Pusat MER-C, di Jakarta, Senin 19 November 2012.
"Itu bisa menjadi pesan yang jelas bagi negara-negara lain agar mereka juga ikut menghentikan perang. Kalau tidak ke Gaza, minimal ke perbatasan Mesir dengan Gaza. Minimalnya lagi, Presiden SBY mengutus Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ke sana," kata Joserizal.
Joserizal bahkan mencontohkan sikap mantan Presiden Soeharto, yang kala itu datang ke Bosnia untuk membantu meredakan perang saudara di sana.
"Beliau (Soeharto) bahkan datang tanpa pakai helm dan rompi. Tapi pakai pakaian biasa saja. Aman-aman saja, dan bahkan masyarakat Bosnia salut pada Pak Harto. Seharusnya Presiden SBY juga berani begitu."
Pria yang dikenal sebagai dokter spesialis medan perang itu menilai, ketegangan Palestina-Israel sekarang berbeda dibanding peristiwa serupa pada 2009. "Kalau dulu, hampir tidak ada pemerintah negara yang turun tangan. Kalau sekarang, mulai terlihat, misalnya, Menteri Luar Negeri Mesir," ujar Joserizal.
Lagi pula, imbuh Joserizal, perbatasan antara Gaza dengan Mesir di Rafah, sudah relatif longgar atau tidak ditutup seketat pada 2009. Dengan demikian, bantuan relawan, makanan atau pun obat-obatan dari luar Gaza, relatif lebih lancar.
"Itu tentu akan lebih memudahkan kalau pemerintah Indonesia mau turun tangan, membantu meredakan perang, membantu warga Gaza, dan lain-lain," ujar dia. Kendati begitu, Jose akui bahwa tekanan diplomatik pemerintah Indonesia di Perserikatan Bangsa-bangsa juga tak kalah penting. (M Arief Hidayat | umi)