Sukhoi Tetap Cari Sertifikat Terbang di RI
- RIA Novosti
VIVAnews - Meski pesawatnya mengalami kecelakaan tragis di Gunung Salak, Sukhoi Civil Aviation, tidak putus asa untuk memasarkan produknya di Indonesia. Bahkan, perusahaan asal Rusia itu tetap berusaha mendapat sertifikat penerbangan di Indonesia untuk Sukhoi Superjet 100.
"Kami berharap bisa selesai pada akhir tahun ini," kata Wakil Presiden Sukhoi Civil Aviation, Igor Vinogradov, sebagaimana dilansir RIA Novosti.
Vinogradov mengatakan, pihaknya telah menerima rekomendasi dari tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia. Namun, kata dia, dalam rekomendasi itu tidak disebutkan adanya masalah pada pesawat yang nahas tersebut.
"Kami tidak menerima rekomendasi yang menyoroti masalah teknis pada pesawat dari otoritas Indonesia," kata dia.
Dia menepis spekulasi yang menyebut rekomendasi KNKT itu menyebut adanya masalah navigasi dan sistem pendingin yang berkontribusi pada kecelakaan tragis itu. "Komisi menyatakan tidak ada masalah pada sistem pesawat yang dapat menyebabkan malapetaka," kata dia.
"Ada contoh masalah yang mengindikasikan rusaknya sistem pendingin, tapi unit cadangan berfungsi dengan bagus," tambah dia.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan demo terbang dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu 9 Mei 2012. Namun, beberapa saat setelah itu, hilang kontak. Pesawat kemudian ditemukan menabrak tebing dan jatuh di Gunung Salak. Sebanyak 45 orang yang berada di dalam pesawat tewas.