Diklaim Malaysia, Mengenal Gordang Sambilan
- salambue
VIVAnews - Dua kebudayaan asal Batak, Gordang Sambilan dan Tor-tor akan diklaim Malysia sebagai budayanya. Padahal, dua budaya ini sangat melekat pada budaya batak di Indonesia. Bagaimana dan apa fungsi Gordang Sambilan?
Dikutip dari laman mandailing.org, Gordang Sambilan merupakan alat musik yang sakral, terutama bagi orang Mandailing zaman dulu. Alat musik ini dipercaya mempunyai kekuatan gaib memanggil roh nenek moyang untuk memberi pertolongan melalui medium Sibaso.
Sebenarnya, gondang ini dikenal di semua suku batak, mulai dari Toba, Pak-pak, Karo, hingga Simalungun dengan fungsi hampir sama. Biasanya, gondang dipakai untuk melestarikan budaya seperti penyambutan raja, mengobati orang sakit, menikah, saat ada orang meninggal, dan sebagainya. Di Batak Toba, alat musik ini dikenal dengan Tagading Anam dengan enam kendang.
Kembali ke Gordang Sambilan di Mandailing, di masa lalu, setiap kerajaan otonom yang banyak terdapat di Mandailing harus ada satu ensambel Gordang Sambilan. Alat musik sakral itu di tempatkan di Balai Sidang Adat dan Pemerintahan Kerajaan yang disebut Sopo Godang atau di satu bangunan khusus untuknya yang dinamakan Sopo Gordang yang terletak dekat Bagas Godang atau kediaman raja.
Gordang Sambilan hanya digunakan untuk upacara adat dan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Instrumen Gordang Sambilan
Gordang Sambilan terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang relatif sangat besar dan panjang. Ukuran besar dan panjangnya kesembilan gendang tersebut bertingkat, mulai dari yang paling besar sampai pada yang paling kecil.
Tabung resonator Gordang Sambilan terbuat dari kayu yang dilubangi dan salah satu ujung lobangnya (bagian kepalanya) ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit lembu yang ditegangkan dengan rotan sebagai alat pengikatnya. Untuk membunyikan Gordang Sambilan digunakan kayu pemukul.
Masing-masing gendang dalam ensambel Gordang Sambilan mempunyai nama sendiri. Namanya tidak sama di semua tempat di seluruh Madailing.
Instrumen musik tradisional Gordang Sambilan dilengkapi dengan dua buah ogung (gong) besar. Yang paling besar dinamakan ogung boru-boru (gong betina) dan yang lebih kecil dinamakan ogung jantan (gong jantan), satu gong yang lebih kecil yang dinamakan doal dan tiga gong lebih kecil lagi yang dinamakan salempong atau mong-mongan. Gordang Sambilan juga dilengkapi dengan alat tiup terbuat dari bambu yang dinamakan sarune atau saleot dan sepasang simbal kecil yang dinamakan tali sasayat.
Ketika semua alat musik ini, termasuk gordang, dibunyikan dengan ritme dan irama, itu lah yang disebut gondang. Lihat video bunyi-bunyian dari tetabuhan itu di tautan ini. (umi)