Belanda Kuasai 26.000 Naskah Kuno Indonesia
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Mulai dari Aceh di barat hingga Papua di ujung timur memiliki keunikan budaya dan adat istiadat yang unik dan tak ternilai harganya. Salah satu warisan kekayaan budaya nusantara itu adalah manuskrip kuno.
Namun, akibat dijajah Belanda selama 350 tahun, banyak manuskrip itu yang tak tercatat dengan baik di Indonesia. Bahkan melayang ke luar negeri.
Hingga kini jumlah manuskrip yang terdata di perpustakaan nasional mencapai 10.169 manuskrip. Hanya saja, jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan jumlah manuskrip nusantara yang dimiliki Belanda, yang mencapai 26.000 naskah.
Sementara untuk mengembalikan manuskrip tersebut sangatlah sulit. Demikian ungkap Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih, dalam acara Congress of Southeast Asia Librarians (CONSAL) XV 2012 hari ini di Jakarta. Temu dialog antarpustakawan se-ASEAN itu berlangsung dari 29 hingga 31 Mei 2012.
"Warisan budaya Indonesia yang dimiliki oleh pemerintah Belanda jumlahnya mencapai 26.000 manuskrip. Lumayan sulit untuk mengembalikan manuskrip tersebut. Perlu perjuangan dan dana besar, terutama komitmen pimpinan negara kita," jelas Sularsih, Selasa 29 Mei 2012.
Menurut dia, perpustakaan merupakan sistem pengelolaan rekaman gagasan. Pihaknya pun tengah mengupayakan agar masyarakat yang memiliki naskah kuno agar segera mendaftarkan kepada pemerintah.
"Kami masih terus inventarisasi. Untuk hal itu kami bekerjasama dengan Yayasan Nusantara melakukan upaya pendekatan, karena tak semua mau menginformasikan jika ia memiliki naskah dimaksud," kata Sularsih.
Melalui yayasan itu, Sularsih berharap dapat menginventarisasi naskah kuno, termasuk yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan.
"Ada naskah yang tadinya tak mau di buka, tapi setelah melalui pendekatan agama, bisa. Tahun depan kita bisa tahu naskahnya jumlahnya berapa," pungkas Sularsih.
Hal sama diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi di Perpustakaan Nasional, Lilik Sulistyowati. Ia mengatakan, saat pemerintahan Soeharto, Indonesia pernah berhasil mendapatkan satu kopian tentang sejarah kuno Negara Kertagama dari pemerintah Belanda.
“Sangat sulit untuk mendapatkannya, kecuali presiden kita yang langsung turun tangan. Kalau dulu zaman Presiden Soeharto, beliau langsung yang meminta kepada Pemerintah Belanda, sehingga kita berhasil mendapatkan copywriternya. Dulu itu kalau tidak salah Negara Kertagama," jelas Lilik. (ren)