Indonesia Butuh Aturan Kepemilikan Media
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Ketua Dewan Pers Bagir Manan menilai Indonesia perlu aturan soal kepemilikan perusahaan media. Tujuannya, untuk menghindari monopoli.
"Kami setuju bila dibuat aturan pembatasan kepemilikan perusahaan media. Tujuannya untuk menghindari adanya monopoli dari seseorang atau kelompok tertentu," kata Bagir Manan kepada VIVAnews, Rabu, 8 Februari 2012.
Menurutnya, aturan serupa sudah diterapkan sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Dengan demikian, perkembangan media bisa berjalan sehat dan berita yang disampaikan ke masyarakat pun independen dan tidak tendensius.
"Sekarang ini belum bisa memberikan sanksi bila berita yang dibuat wartawannya terkesan lebih berpihak kepada pemiliknya, karena aturannya sendiri belum ada," ujar mantan Ketua Mahkamah Agung ini.
Di sisi lain, Bagir menyoroti masalah yang tak kalah pentingnya, mengupayakan kesejahteraan dan perlindungan wartawan. Untuk mencapai itu, Dewan Pers akan mendorong pemerintah dan perusahaan pers, agar memperhatikan masalah ini. "Mendorong pemerintah membuat peraturan khusus menyangkut masalah tersebut, sekaligus mengetuk hati para perusahaan pers memperhatikan secara serius masalah ini," katanya.
Dia menilai, upaya menciptakan wartawan profesional dan bermartabat bisa tercapai bila kesejahteraan para wartawan itu sendiri sudah terpenuhi. "Sudah banyak perusahaan pers di negeri ini yang mampu memberikan kesejahteraan kepada wartawannya, tapi lebih banyak lagi yang belum, terutama perusahaan media yang terbit di daerah," ujarnya.
Menyinggung adanya perusahaan pers sekarang banyak didominasi orang politik, Bagir Manan, mengatakan, tidak ada larangannya untuk itu. Cuma, perlu diperhatikan dalam menyampaikan informasi media-media tersebut harus berimbang.
"Yang tidak boleh itu jika ada kesan monopoli. Kami juga sedang memikirkan supaya adanya aturan khusus dibuat pemerintah tentang berapa persen setiap warga negara memiliki saham pada perusahaan media," katanya.
Sementara itu, Bambang Harymurti, sehari sebelumnya dalam acara Diskusi Peningkatan Profesionalisme Wartawan, dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional ke 27, di Novita Hotel Jambi, Selasa 07 Februari 2012, mengajak para perusahaan pers untuk selalu menjaga independensi. "Jangan takut menjadi media yang independen, karena independen pun merupakan salah satu cara media mengembangkan usahanya," katanya.
Menurut Bambang, media tidak perlu takut membuat berita miring mengenai pemerintah jika berdasarkan fakta. Media juga tidak perlu takut jika instansi yang disorot itu ternyata pemasang iklan. "Karena uang digunakan instansi itu bukan uang pribadi pejabat bersangkutan, tapi uang rakyat kebetulan orang tersebut dipercaya mengelolanya," ujar Bambang, saat ini menjabat Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk.