Cara Pepi Ledakan Bom untuk SBY di Cawang
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Otak pelaku bom buku dan bom di gereja Serpong, Pepi Fernando, diketahui akan membunuh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menggunakan bom termos. Pepi berencana meledakkan bom saat iring-iringan Presiden SBY lewat di Cawang. Pemicu bom dari telepon selular. '
Rencana jahat terdakwa kasus terorisĀ itu tertuang dalam dakwaan yang dibacakan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis 3 November 2011. Persidangan dipimpin Hakim Moestofa, Ecep Yuliadi, dan Supeno. Dan dengan Jaksa Penuntut Umum Bambang Suharijadi.
Dalam dakwaan disebutkan, bom termos itu rencananya akan diledakkan saat rombongan SBY melintas di depan Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur. Rute ini biasa dilalui Presiden SBY saat perjalanan dari kediaman di Cikeas menuju Istana.
Bom termos merupakan bom uji coba yang baru dibuat pria bernama lain Pepi alias M Romli alias Ahyar ini. Bom ditempatkan di depan lampu lalu lintas tepat di seberang Markas Kodam Jaya.
"Ketika rombongan SBY melintas, dia (Pepi) akan menekan tombol handphone Nokia 3011," kata hakim. Bagaimana Pepi mengetahui jadwal Presiden SBY melintas di lokasi itu? Pepi kerap melihat di televisi bahwa jadwal Presiden SBY selalu melintas di rute ini setiap pukul 09.00 WIB.
Tetapi, setelah ditunggu sampai empat hari, iring-iringan kendaraan Presiden SBY tak juga melintas. Pria lulusan S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah ini akhirnya mengurungkan niat untuk mengebom Presiden SBY di Cawang.
Meski tidak jadi meledakkan Presiden SBY, Pepi tidak berencana mengambil lagi bom yang sudah ditinggalkan di depan Markas Kodam Jaya. "Pepi juga tidak tahu dimana letak bom itu. Sehingga tidak diambil lagi," kata hakim.
Pepi, penulis buku dan skenario film itu didakwa berperan sebagai pemimpin kelompok dan pencetus ide bom buku. Pepi merupakan alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Islam tahun 2001. (umi)