Banyak Daerah Belum Bentuk Badan Bencana

Latihan evakuasi banjir
Sumber :
  • Antara/Widodo S. Jusuf

VIVAnews - Kesadaran terhadap resiko bencana menjadi satu hal penting dalam menghadapi bencana. Masyarakat yang sadar terhadap bencana akan sigap saat terjadinya bencana.

Sayangnya, meski ditingkat pusat dan sebagian daerah sudah dibentuk badan penanggulangan bencana, masih ada beberapa daerah yang belum membentuk badan penanggulangan bencana.

"Ini menjadi ujian bagai pemerintah daerah, sejauh mana mereka memperhatikan soal penanggulangan bencana. Kan pembentukan badan penanggulangan merupakan amanat UU," ujar Deputi Kesiapsiagaan dan Pencegahan BNPB, Sugeng Triutomo, seusai pembukaan Dialog Publik Pengurangan Resiko Bencana di Kantor LIPI, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2011.

Menurut Sugeng, saat ini baru 370 kabupaten dan kota yang sudah memiliki badan penanggulangan bencana. Untuk tingkat provinsi, lanjutnya, 33 privinsi sudah membentuk badan penanggulangan bencana.

Dia menuturkan, salah satu alasan daerah belum membentuk badan penanggulangan adalah kemampuan anggaran di wilayahnya. "Ada yang sadar, tapi kemampuan anggaran yang tidak memadai," katanya.

Padahal, menurut dia, pembentukan badan penaggulangan itu merupakaan tindakan preventif untuk menggulangi bencana.

Oleh karena itu, ia mendorong semua kalangan untuk giat menyadarkan masyarakat terhadap bencana. Yang menjadi kunci, menurut dia, adalah, soal pengetahuan yang didapat oleh masyarakat. "Bagaimana orang bisa sadar kalau tidak pernah tahu," ujarnya.

Peran para ilmuwan juga sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana sigap terhadap bencana.

Sebagai upaya menyadarkan masyarakat, BNPB terus mendorong pemda untuk menyempurnakan badan penanggulangan. BNPB juga bekerjasama dengan kalangan masyarakat sipil untuk sadar bencana.
Sasaran sadar bencana sebut Sugeng, yakni masyarakat yang tidak pernah tahu, masyarakat yang sadar namun belum melakukan aksi apapun. Juga masyarakat yang sudah mempunyai rencana dan mempunyai keinginan membangun budaya sadar bencana.

Gerakan sadar bencana juga bagian dari konvensi Hyogo Framework for Action, yang merupakan hasil pertemuan dunia untuk mengurangi resiko terhadap bencana. Lembaga dunia lain yang mengawasi soal bencana yaitu, UNISDR juga mengawal penanggulangan bencana setiap dua tahun sekali.

Dari UNISDR ini, dilakukan laporan dua tahunan global assessment report. Ada yang menarik dari global assessment report tersebut. "Dari data bencana seluruh dunia terbaru, jumlah korban menurun, tapi jumlah korban asset meningkat," jelasnya.





Tol Bogor-Serpong Via Parung Ditarget Beroperasi 2029, Jasa Marga Kantongi Saham 26%