Soal Gelar HC, Majelis Panggil Rektor UI

Rektor UI Gumilar R Somantri
Sumber :
  • Antara/ Benny S Butarbutar

VIVAnews - Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia akan meminta keterangan dan alasan rektor Gumilar Rusliwa Somantri pada 14 September mendatang. Pemanggilan terkait pemberian gelar Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz.

"Betul akan ada pemanggilan pada 14 September," terang anggota MWA, Akmal Taher kepada wartawan, Selasa, 6 September 2011.

Menurut Akmal, pemberian gelar tersebut tidak pernah dibicarakan bersama MWA. "Betul Pak Alwi Shihab adalah anggota MWA, tapi gelar itu nggak pernah dibicarakan di MWA. Tiga tahun lalu diusulkan, tapi tidak pernah dibicarakan di MWA," kata dia.

Dijelaskan Akmal, pemberian gelar HC bukan hanya keputusan rektor pribadi, melainkan keputusan komite. "Kata Rektor, MWA tidak berfungsi, padahal MWA masih berfungsi. Dewan Guru Besar FH juga mengatakan demikian. Hingga masa transisi MWA masih memiliki wewenang hingga Desember 2011," tegas pria yang juga Dirut RSCM ini.

Surat pemanggilan, kata dia, sudah dilayangkan sejak 30 Agustus lalu. "Kalau dia (rektor) mengaku belum terima, kantor MWA lantai 8, rektorat lantai 2, nyangkut ke mana itu surat," tuturnya.

Akmal juga secara tegas menolak disebut-sebut sebagai calon kuat dalam pencalonan rektor. “Saya dari beberapa bulan lalu dituduh karena ingin mencalonkan diri. Saya ketawa saja, yang penting saat ini sistem di UI harus lebih baik karena saat ini keadaan sudah semakin krusial,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor UI, Gumilar R Somantri mengaku belum menerima surat pemanggilan MWA tersebut. "Saya belum menerima," ujar Gumilar di Gedung Rektorat UI kemarin.

Gumilar juga belum bisa memastikan apakah akan menghadiri panggilan MWA tersebut atau tidak. "Begini, saya tidak bisa berandai-andai sesuatu yang belum saya tahu," kata dia.

Persoalan di UI, kata Gumilar, bisa diselesaikan secara baik-baik dan tenang. "Ini kan universitas, bukan seperti di dalam partai politik, ada begini, ada begitu, kita ini keluarga," tegasnya.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal