Bagir: SBY Silakan Mengadu ke Dewan Pers
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Semalam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluhkan peran media yang menulis berita kasus mantan Bendahara Demokrat Muhammad Nazaruddin. Bagi Dewan Pers, bila Presiden SBY mengeluhkan tentang pemberitaan, silakan datang ke Dewan Pers.
"Mengeluh boleh saja, semua orang boleh mengeluh. Bila konteksnya Presiden ada sesuatu hal, sebaiknya ke Dewan Pers. Bila ada keluhan yang terkait dengan pers, silakan ke Dewan Pers," kata Ketua Dewan Pers Bagir Manan di kantornya, Jakarta, Selasa 12 Juli 2011.
Menurut Bagir, Dewan Pers berharap Presiden berkomitmen pada pernyataan-pernyataan terdahulunya, yakni peran media massa sudah sesuai jalur dan koridornya. Kendati demikian, Bagir yakin Presiden konsisten dengan pernyataan yang pernah disampaikan dalam berbagai kesempatan itu.
"Saya tidak sependapat dengan upaya yang ingin mengurangi porsi pers. Karena pers itu profesi bebas, semua boleh memilih tergantung pembacanya," tegas Bagir.
Bagir mengingatkan, bahwa salah satu peran pers adalah memiliki fungsi politik. Dan jangan sampai salah fungsi pers itu dikebiri.
"Jadi, jangan pernah mencoba mengisolasinya. Kalau pers itu mempersoalkan korupsi atau kinerja DPR yang tidak bener, itu dalam rangka fungsi politik," kata mantan Ketua Mahkamah Agung ini.
Selain itu, Bagir membantah bahwa pers hanya melulu dan identik dengan politik. Segmentasi pemberitaan media itu sangat bervariatif. "Jadi , tidak benar pers hanya politik saja," kata dia.
Kendati begitu, Bagir juga mengkritik peran pers. Menurut Bagir, kalangan media jangan sampai terlalu berkuasa dan berlebihan. "Meski pers punya peran, jangan sampai terlalu sewenang-wenang," kata dia.
Semalam, Presiden SBY menyinggung pemberitaan media atas kasus Nazaruddin dan Demokrat. "Termasuk yang memiliki kredibilitas dan reputasi baik, yang terus mendiskreditkan Partai Demokrat dengan hanya bersumber pada SMS maupun BBM (BlackBerry Messenger)," kata SBY, Senin 11 Juli 2011 malam di Cikeas.
"Yang saya tak pernah paham, dengan akal dan logika, justru SMS dan BBM dijadikan judul besar, tema utama, dan headline." Apalagi, lanjut SBY, apa yang dikirim oleh yang orang mengaku eks Bendahara Umum Demokrat, Nazaruddin. (adi)