Budayawan Wisran Hadi Tutup Usia

Wisran Hadi
Sumber :
  • VIVAnews/ Eri Naldi

VIVAnews - Dunia sastra dan budaya Indonesia kembali ditinggalkan penggiat terbaiknya. Wisran Hadi, peraih penghargaan Federasi Teater Indonesia tahun 2010 ini meninggal akibat serangan jantung, Selasa, 28 Juni 2011 dalam usia 66 tahun.

Suami dari pewaris tahta Kerajaan Pagaruyuang Raudha Thaib ini meninggal saat menyelesaikan tulisannya sekitar pukul 07.30 WIB di kediamannya Wisma Indah II Lapai H 2, Padang. Sosok yang dikenal kritis lewat karya-karyanya ini dikenal memiliki riwayat penyakit jantung.

Sekitar 10 tahun silam, Wisran Hadi sempat dirawat di rumah sakit jantung karena penyakitnya ini. Dalam wawancara terakhirnya dengan VIVAnews.com, Wisran Hadi sempat bercerita tentang piutang emas Kerajaan Pagaruyuang pada Malaysia.

Saat itu, dengan kritis Wisran mengungkapkan: “Jika utang itu memang ada, kita bangun saja jembatan menuju Selat Malaka.”

Pendiri teater Bumi ini, dipandang sebagai sastrawan, budayawan. Wisran tercatat sebagai budayawan yang tetap berkarya dari daerah hingga tutup usia.

Sampai ditetapkan sebagai peraih FTI Award 2011, Wisran bergeming dan menerima penghargaan itu di tempat dia dibesarkan. Radar Panca Dahana langsung yang mengantarkan anugerah tertinggi di dunia teater ini ke Padang untuk memberikan penghargaan tersebut ke Padang.

Wisran Hadi juga pernah tercatat sebagai peraih penghargaan South East Asia (SEA) Write Award tahun 2000 lalu. Anugerah ini didapat setelah menulis kumpulan naskah drama berjudul "Empat Orang Melayu", yang berisi empat naskah drama: "Senandung Semenanjung", "Dara Jingga", ”Gading Cempaka”, dan ”Cindua Mato”.

Wisran juga pernah menjadi dosen budaya di Universitas Kebudayaan Malaysia. Sejumlah penghargaan dalam negeri dan luar negeri pernah diraih Wisran selama mewarnai dunia sastra dan budaya.

Kehilangan Wisran Hadi memberikan kesan mendalam bagi sejumlah penggiat sastra dan budaya di Sumatera Barat. “Beliau budayawan yang kritis dan tidak pernah berhenti berkarya,” ujar sastrawan muda Minang Yusrizal KW.

Di mata Yusrizal KW, sosok Wisran merupakan panutan dan orang tua bagi para penggiat seni di Sumbar. Kehilangan ini, menurutnya, sebagai musibah bagi kalangan seniman dan budayawan Minang. Laporan: Eri Naldi | Padang (adi)

Pramono-Rano Karno Temui Anies, RK Anggap Cuma Silaturahmi Berpahala