Marinir Bantu Soeharto Waktu Memancing?
- cantik.dondandon.com
VIVAnews - Di masa kejayaan Orde Baru, betapa seringnya tayangan tentang Soeharto yang hobi memancing dipublikasikan. Melalui stasiun televisi pemerintah TVRI, entah itu melalui Berita Nusantara, Berita Nasional, atau Laporan Khusus, masyarakat tidak asing melihat Soeharto yang 'memamerkan' hasilnya: Ikan besar yang dipegang Soeharto sambil tersenyum.
Karena begitu seringnya Soeharto mendapat ikan besar waktu memancing, timbul kecurigaan ada Marinir yang sudah menyediakan ikan untuk dipasang di mata kail. Ternyata, bekas Menteri Penerangan Harmoko termasuk orang yang penasaran dengan kabar itu.
Seperti dikutip dari buku "Pak Harto, The Untold Stories", Harmoko menanyakan kebenaran kabar itu ke Soeharto. Ternyata ditanya Harmoko dengan nada "miring" begitu, Soeharto tidak tersinggung. "Lihat saja nanti," jawab Soeharto singkat.
Harmoko pun ikut memancing bersama Soeharto. Saat itu, Harmoko melihat sendiri kalau Marinir yang ditempatkan di bawah kapal hanya rumor.
Menurut Harmoko, Soeharto sering mendapat ikan besar karena sabar dan pandai memilih lokasi memancing. "Bukan Marinir yang ada di bawah kapal, melainkan rumpon--tempat ikan berkembang biak, yang terbuat dari becak-becak bekas yang dibuang ke laut," ucap Harmoko.
Kisah hobi memancing Soeharto juga dituturkan Hioe Husni Wirajaya, orang yang sering ditugaskan menemani Soeharto memancing. Menurut Hioe, Soeharto memancing bukan untuk bersenang-senang.
"Pak Harto lebih sering tampak berpikir ketika menunggu mata kailnya disambar ikan. Ya, memikirkan apalagi kalau bukan memikirkan pekerjaan beliau," ucap Hioe.
Pernah juga ketika sedang memancing, Soeharto melihat kapal perang melintas. Ternyata, itu merupakan kapal pengamanan. Soeharto malah merasa terganggu dengan kehadiran kapal perang itu.
"Ini kan kegiatan incognito (non-formal, di luar acara kenegaraan). Mereka kan punya keluarga, biarkan istirahat dengan keluarganya. Ini hari libur," kata Soeharto.
Setelah itu, Soeharto pun meminta ajudannya mempersiapkan hasil memancingnya agar dibagikan ke prajurit yang ada di kapal perang. Saat itu, jumlah prajurit ada 60 orang. Sedangkan jumlah tangkapan hanya 20 ikan. "Oh, tidak bisa kebagian satu ekor untuk setiap orang ya," ujar Soeharto, yang menurut Hioe selalu berusaha menyenangkan orang lain ini.