Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Dieng

Dieng: Sunrise Dilihat dari Bukit Sikunir
Sumber :
  • VIVAnews/Bayu Galih

VIVAnews - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan status Gunung Dieng telah mengalami peningkatan status dari Waspada ke Siaga. Aktivitas vulkanik di Kawah Timbang pun meningkat, ditandai dengan keluarnya gas beracun.

Sebenarnya, aktivitas vulkanik di Dieng bukan hal yang terbilang baru. Peneliti gunung berapi asal Australia, John Seach dalam situsnya Volcanolive.com, menyebutkan selama beberapa abad aktivitas vulkanik di Dieng didominasi oleh erupsi freatik (letusan yang disebabkan pemanasan air di bawah tanah) dan aktivitas geothermal (panas bumi), seperti fumaroles (kawah), solfataras (uap belerang), kolam lumpur, dan sumber air panas.

Gunung Dieng juga terkenal karena melepaskan karbondioksida (CO2) beracun, yang terkadang menimbulkan korban jiwa penduduk setempat. Emisi karbondioksida itu bisa merusak vegetasi sekitar, penduduk setempat pun menyebutnya "lembah kematian".

Di dataran tinggi Dieng terdapat dua gunung jenis stratovolcano (Butak Petarangan dan Dieng) dan banyak kawah aktif. Sebagian kawah merupakan kolam mengandung asam panas.

John Seach pun mencatat sejumlah letusan yang pernah terjadi di Dieng, yaitu:

2009:
Pada 16 Januari, Dieng meningkat statusnya menjadi waspada. setelah ada aktivitas vulkanik sehari sebelumnya. Erupsi terjadi di kawah Sibanteng, yang menyemburkan material (uap panas) hingga 50 meter.

Pada 1 - 19 September, terdapat dua gempa vulkanik. Sedangkan pada 20 - 23 September, terdapat setidaknya satu gempa vulkanik, dan satu gempa vulkanik lagi pada 24 September.

Kemudian pada 26 - 27 September, erupsi freatik kembali terjadi, tapi kali ini di kawah Sileri. Erupsi berlangsung sekitar 15 detik. Letusan terdengar hingga jarak 2 kilometer dari kawah. Selama erupsi freatik, lumpur juga terlontar hingga radius 140 meter. Temperatur di kawah Sileri sendiri tetap konstan, sekitar 70 derajat Celcius.

Dalam erupsi freatik ini, status gunung tidak ditingkatkan. Tidak ada gas beracun yang dihembuskan. Warga pun hanya diminta menjauh dari sekitar kawah Sileri, tanpa ada perintah evakuasi.

Warga Amankan Barang dan Ternak dari Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

1992:
Pada 18 Maret 1992 gunung Dieng mengeluarkan gas beracun yang menewaskan satu orang di sekitar sungai yang terletak 200 meter sebelah barat kawah Sikidang.

1979:
Di tahun ini, terjadi erupsi di sisi barat daya gunung Dieng, yang disertai hembusan karbondioksida. Setidaknya 149 orang tewas dalam erupsi yang terjadi pada 20 Februari. Kawah Sinila juga mengeluarkan gas karbondioksida dan Hidrogen Sulfida (H2S). Sekitar 17 ribu penduduk pun dievakuasi dari enam desa di sekitar kawah Sinila. Ikan dan ternak kemudian tewas akibat erupsi.

Polda NTT Diminta Dirikan Posko Trauma Healing untuk Anak Pengungsi Erupsi Lewotobi

1944:
Letusan terjadi pada tanggal 4 Desember. Hujan abu dan lumpur terjadi di desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, dan Kepakisan-lor hingga gelap pekat. Setidaknya 59 orang tewas, 38 orang luka (sebagian luka bakar), dan 55 orang menghilang.

1939:
Erupsi freatik terjadi di Dieng pada 13 Oktober. Retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur. Aktivitas ini terus berlangsung hingga 3 November

Wapres Kunjungi Bayi Bernama Gibran di Kamp Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi

Tahun terjadinya aktivitas vulkanik di Dieng:

2009, 2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776?, 1375. (umi)

Petugas melakukan pengamatan visual awan panas Gunung Karangetang di Pos Pemantau Gunung Api (PGA) di Desa Salili, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis, 7 Februari 2019.

Gunung Karangetang Siaga Level III, Masyarakat Diimbau Menjauh

Badan Geologi berharap warga tidak mendekati area 2,5 kilometer dari kawah utama Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024