Yopie Latul: RMS Tidak Ada Apa-apanya
- Antara/ Jimmy Ayal
VIVAnews - Bali menjadi pusat perayaan hari perjuangan pahlawan nasional Pattimura. Dalam perayaan ini ada sedikit kekhawatiran akan adanya aksi dari gerakan separatis Republik Maluku Selatan. Tapi bagi artis senior asal Maluku, Yopie Latul, RMS itu tidak ada apa-apanya.
"Mereka biasa saja. RMS sudah tidak ada apa-apanya, jadi tak perlu ditakuti dan dikhawatirkan berlebihan," kata Latul ditemui di sela perayaan 194 tahun perjuangan Patimura dan 40 tahun Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Bali, Minggu 29 Mei 2011.
Ketakutan aparat Kepolisian Daerah Bali terhadap gerakan separatis RMS yang akan membuat ulah di Pantai Kuta, Bali, tidak terbukti. Menurut Latul, gerakan yang pernah mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden SBY sambil menarikan tarian Cakalele itu sudah tak memiliki taring.
Ia mengaku baru pulang dari Belanda diundang dalam acara pasar malam Indonesia di KBRI selama 10 hari. Di Belanda, ada sekitar 40 ribu lebih warga Maluku. Kendati begitu ia mengaku banyaknya warga Maluku di Negeri Kincir Angin itu tak berhubungan dengan aktivitas gerakan separatis RMS.
"Mereka di Belanda biasa saja. Tak ada aktivitas yang berkaitan dengan RMS. Tak ada juga gerakan bawah tanah untuk mendukung RMS di Belanda," kata Latul.
Terkait dilarangnya tarian Cakalele dipentaskan di acara peringatan 194 tahun perjuangan Patimura dan 40 tahun Ikemal Bali, Latul mengaku tak memiliki pengaruh signifikan. "Tak ada pengaruhnya meski tarian itu tak diritualkan pada pementasan ini," ujar Latul.
Dia mengaku lebih menikmati aktivitasnya seperti sekarang. Sebab, aktivitasnya belakangan ini ia lakoni sendirian. Ia pun mengaku tak membuat album atau pun mengeluarkan singel. Menurutnya, zaman sudah berubah, dan terasa sulit mewujudkan hal itu.
"Untuk buat album atau singel sudah didominasi oleh grup (band). Ya, saya jalani saja seperti ini. aman sudah beda banget. Yang penting, masih ada rejeki dari Tuhan," kata Latul.
Laporan: Bobby Andalan / Bali