28.000 Ha Taman Nasional Riau Rusak
- Wikipedia
VIVAnews - Balai Taman Nasional Tesso Nilo mengalami kerusakan dan alih fungsi lahan mencapai 30 persen atau sekitar 28.000 hektare dari total luas hutan konservasi 83.064 hektare.Â
Kerusakan di taman nasional yang terletak di provinsi Riau tersebut diakibatkan oleh penggunaan lahan secara tak sah oleh masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan sawit dam praktek illegal logging di kawasan itu.Â
Untuk itu, Balai Taman Nasional Tesso Nilo mengaktifkan patroli bersama Dinas Kehutanan, LSM, perusahaan, dan forum masyarakat setempat untuk melindungi hutan konservasi itu dari penjarah yang menjadikan kawasan tersebut untuk perkebunan kelapa sawit.   Â
"Upaya yang kita lakukan saat ini adalah menghidupkan kembali patroli bersama melibatkan LSM dan perusahaan yang memiliki hutan tanaman di sekitar Tesso Nilo," ujar Kepala Balai TN Tesso Nilo, drh Hayani Suprahman, dalam keterangan persnya kepada VIVAnews.
Menurut Hayani, sebenarnya patroli bersama ini sudah dibentuk sejak 2007 dengan nama Tim Tesso Nilo. Sayang, patroli hanya berjalan dua tahun. Pengaktifkan kembali patroli bersama akan melibatkan 250 personel gabungan dari berbagai unsur penengak hukum. Patroli fungsional akan dilakukan secara rutin setiap hari dan patrolu gabungan pada setiap pekan secara bergiliran.
Sementara itu, Syamsidar dari WWF Riau mengatakan, pencegah perambahan ini juga melibatkan upaya penyuluhan. Patroli bersama juga dilakukan sambil memberi pengarahan dan pemahaman kepada masyarakat yang mendirikan tempat tinggal di dalam kawasan TN Tesso Nilo.
"Sedangkan yang tertangkap tangan sedang menjarah di dalam lokasi, akan diproses. Keterlibatan perusahaan dalam patroli bersama diperlukan untuk melindungi Tesso Nilo dan pengawasan terhadap area lahan mereka sendiri," ujarnya.
Menurut Kementerian Kehutanan, Taman Nasional Tesso Nilo memiliki koleksi 360 jenis flora yang tergolong 165 marga dan 57 suku. Kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional sejak 19 Juli 2004 dengan luas 38.576 hektare. Kemudian, taman nasional ini diperluas menjadi 83.064 hektare pada 2009.
Hingga kini, aktifitas perambahan menjadi ancaman serius bagi habitat gajah dan harimau Sumatera serta 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia yang selama ini hidup berdampingan. (sj)
Laporan: Ali Azumar | Riau