Ekosistem Borobudur Terancam Rusak
- ANTARA/Anis Efizudin
VIVAnews - Letusan gunung Merapi ternyata membawa dampak bagi lingkungan sekitar Candi Borobudur. Pohon - pohon yang tadinya tumbuh subur di sekeliling Candi Borobudur menjadi mati akibat terpaan abu vulkanik.
Tak hanya itu, adanya perubahan iklim juga memberi dampak kepada Candi Borobudur. "Proses kembang dan susut batuan Candi Borobudur menjadi tidak normal," kata Direktur Peninggalan Purbakala Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmodjo di Jakarta, 20 November 2010.
Panas yang terus menerpa Candi Borobudur, mengakibatkan rusaknya kohesivitas batuan dan membuat batuan menjadi patah, Junus menerangkan. Ia menambahkan, suhu Candi Borobudur juga meningkat 3 derajat Celcius dalam 10 tahun terakhir.
Rusaknya pepohonan di sekitar Candi Borobudur juga membuat tanaman tidak lagi dapat menjaga suhu sekitar candi. Kerusakan ekologi tidak hanya terjadi pada tanaman. Hewan-hewan liar yang biasanya hidup di kawasan Candi Borobudur pun mati akibat kelaparan.
"Kicauan burung yang biasa terdengar sudah tidak ada dan Tawon-tawon mati akibat tidak adanya makanan dalam radius 5-6 kilometer," katanya.
Menurut Junus, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan ekosistem di sekitar candi Borobudur. Langkah tercepat yang bisa diambil adalah menyewa mobil pemadam kebakaran untuk merontokkan abu vulkanik di tanaman agar terkena sinar matahari.
"Sekarang sudah tidak ada lagi warna hijau di kawasan Candi Borobudur. Kita bersama relawan dan TNI membersihkan lingkungan candi agar ekosistem kembali seperti sedia kala," katanya.