4 Polisi Jaga Aksi Tolak UU TNI depan DPR Diklaim Derita Luka Bakar gegara Petasan Pendemo

Istimewa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Jakarta, VIVA - Polres Metro Jakarta Pusat mengklaim ada empat polisi yang mengalami luka bakar akibat ledakan petasan peluncur saat mengamankan demo menolak revisi Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung DPR RI. Aksi demo itu berujung ricuh.

Ricuh, Polisi Amankan 4 Mahasiswa saat Demo Tolak UU TNI di Semarang

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro mengatakan meski dapat serangan berupa lemparan botol air mineral, batu, hingga petasan, dia berdalih aparat kepolisian tetap bersikap humanis. Kata dia, aparat polisi tak membalas serangan tersebut. 
Dia menyebut aparat polisi tetap mengedepankan pendekatan persuasif tanpa menggunakan senjata api.

"Kami terus mengimbau orator dan massa aksi agar tidak melakukan tindakan anarkis. Polisi hadir untuk mengawal aksi ini, bukan untuk dihadapkan dengan kekerasan," kata Susatyo, Jumat, 21 Maret 2025.

Diduga Peras 12 Sekolah Hingga Rp 4,7 Miliar, Perwira Polisi Dipecat Padahal Mau Pensiun

Namun, ia menekankan saat situasi ricuh dan tak kondusif maka pihaknya mesti mengambil langkah tegas. "Ketika situasi tidak kondusif dan massa mulai bertindak brutal, kami harus mengambil langkah mitigasi agar massa aksi tidak semakin anarkis," ujar Susatyo.

Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan berbagai aliansi disebut melakukan perusakan fasilitas umum hingga menutup jalan tol. Konsidi itu memicu kemacetan parah sebelum akhirnya dibubarkan. 

Dituding Mahasiswa Demo RUU TNI, Driver Ojol Diduga Dikeroyok Polisi di Senayan

Aksi Mahasiswa Demo Tolak Pengesahan UU TNI

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Susatyo menyampaikan pihaknya sejak awal mengimbau massa agar tetap tertib dan tak melakukan tindakan anarkis. Tapi, situasi di lapangan malah memanas pasca orator terus memprovokasi peserta aksi.

"Kami sudah mengingatkan berkali-kali agar aksi ini dilakukan dengan damai. Namun, massa justru merusak pagar depan dan gerbang belakang Gedung DPR RI. Bahkan, kaca pos penjagaan di gerbang belakang juga dipecahkan," ujar Susatyo.

Massa diklaim sempat mulai merangsek mendekati gedung parlemen. Namun, setelah beberapa kali peringatan diberikan, pihaknya membubarkan massa pada pukul 20.30 WIB. 

Situasi di sekitar DPR RI berangsur kondusif, meski sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.

"Kami mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh undang-undang, tetapi harus tetap sesuai aturan dan tidak merugikan masyarakat umum," jelas Susatyo.

Sebelumnya, massa aksi yang menolak pengesahan RUU bertahan di depan gerbang utama Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, hingga Kamis malam, 20 Maret 2025. Mereka melakukan berbagai upaya untuk menjebol pagar besi, termasuk menggunakan tali tambang yang ditarik secara bersamaan.

Massa protes dengan DPR yang tetap mengesahkan RUU TNI jadi UU dalam paripurna kemarin meski menuai penolakan.

Pantauan langsung pada pukul 18.45 WIB menunjukkan massa aksi terus menarik pagar besi dengan kekuatan penuh. Sementara, bagian atas pagar tersebut mulai terlihat bengkok akibat tekanan yang diberikan.

Sejumlah pendmo bahkan memanjat pagar besi sembari menarik tali tambang yang terikat kuat pada pagar tersebut. Selain itu, massa juga membongkar pagar beton di sekitar gerbang utama Gedung DPR RI.

Suasana semakin memanas saat aparat polisi mulai mengambil tindakan tegas dengan menyemprotkan water cannon ke arah kerumunan massa. Aksi penyemprotan itu sempat memaksa massa mundur. 

Namun, mereka kembali merangsek maju dengan semangat yang berkobar. Dari mobil komando, terdengar suara orator lantang membakar semangat para peserta aksi.

“Ayo kawan-kawan, satu, dua, tiga, tarik tarik tarik langsung!” seru orator melalui pengeras suara, menginstruksikan massa untuk terus menarik tali tambang dengan serentak. Situasi di sekitar Gedung DPR RI pun semakin tidak kondusif. Aparat kepolisian tampak bersiaga penuh dengan perlengkapan anti-huru-hara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya