Kisah Dakwah Dai 3T Asal Bogor di Tengah Warga Muslim di Pedalaman Toraja Utara

Mumu Nazmudin, Salah Satu Dai 3T Program Kemenag
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta, VIVA – Kementerian Agama mengirim para dai untuk berdakwah di sejumlah wilayah, yang merupakan 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal). Ada banyak cerita dari para dai. Salah satunya kisah Mumu Nazmudin (36) yang ditugaskan di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. 

Resep Menu Buka Puasa Bola-bola Keju yang Lezat, Mudah Dibuat dan Anti Gagal

Mumu sudah berada di sana sejak 27 Februari 2025. Dirinya bertugas di To’ Karau, Kecamatan Sesean, dan Baladatu Lembang, Kecamatan Rantebua. Tugasnya untuk memberi bimbingan kepada warga muslim di pedalaman.

Menuju lokasi, bukan tugas mudah bagi Mumu. Dari Jakarta terbang ke Makassar. Lalu perjalanan darat 14 jam ke Toraja Utara. 

Menanamkan Sikap Toleransi Sejak Dini

Toleransi di sini luar biasa. Muslim memang tidak sebanyak kelompok lain, tetapi masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim, sangat menjunjung tinggi sikap saling menghormati. Saya benar-benar salut,” ujar Mumu, Selasa 18 Maret 2025.

Pengalaman berkesan ia dapatkan pada dua hari sebelum Ramadan. Saat Mumu mendatangi sebuah warung makanan menggunakan peci, pemiliknya dengan sopan mengarahkan ke tempat makan muslim yang berada di seberang jalan.

Cara Mengatasi Kulit Kering saat Puasa Ramadan

Baginya, ini menyentuh hati. Karena kuatnya penghormatan terhadap keyakinan masing-masing orang di wilayah Toraja Utara tersebut.

Selama bulan Ramadan, Tantangan yang dihadapinya dalam berdakwah adalah soal bahasa. Walau anak-anak masih memahami apa yang disampaikannya, tapi komunikasi dengan warga yang terutama di atas 40 tahun, cukup kesulitan. Ini yang dia lihat, sehingga memang perlu memperkuat dakwah Islam yang damai dan toleran.
Mumu juga mengungkapkan minimnya sarana ibadah bagi umat Islam di Toraja Utara. Menurut Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag setempat, hanya terdapat 21 masjid dan musala di seluruh kabupaten. Kendati demikian, kehidupan harmonis antarumat beragama tetap terjaga.

Pendekatan Dakwah dan Komitmen Berkelanjutan

Pendekatan yang dilakukan Mumu lebih banyak berinteraksi ke anak-anak yang dianggapnya sebaya. Ini juga cara agar dakwah lebih mudah diterima. Komitmennya juga akan tetap dilakukan dengan cara daring begitu dia kembali ke Bogor nanti.

Bahkan dia membuka peluang bagi pemuda setempat yang ingin belajar agama di Jawa dengan biaya hidup dan pendidikan yang ditanggungnya.

“Saya akan tetap menjaga komunikasi dan melakukan pengajian daring setelah kembali ke Bogor. Selain itu, saya mengajak anak-anak di daerah ini untuk menempuh pendidikan agama di Jawa. Keluarga hanya perlu menanggung tiket perjalanan, selebihnya akan saya tangani,” ungkapnya.

Mumu Nazmudin merupakan salah satu dai yang mengabdi di wilayah 3T untuk berdakwah dengan damai dan toleran. Pengalamannya di Toraja Utara bukan hanya tentang menyampaikan ajaran agama, tetapi juga membangun harmoni dalam keberagaman. Tantangan akses dan kendala bahasa justru memperkuat tekadnya untuk terus berkontribusi bagi umat.

Dengan pendekatan inklusif, Mumu menunjukkan bahwa dakwah tak terbatas pada pertemuan langsung, tetapi juga bisa berlanjut secara daring. Upaya seperti ini perlu terus didukung agar dakwah tetap tumbuh di seluruh pelosok negeri.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengapresiasi para dai yang bertugas di wilayah 3T. Mereka telah berkontribusi menyebarkan Islam yang ramah dan moderat, sampai ke pelosok wilayah Tanah Air.

Abu menyebut, keberadaan para dai di daerah 3T sangat strategis dalam membangun harmoni sosial dan memperkuat pemahaman keagamaan yang inklusif. Untuk itu, Kemenag berkomitmen untuk terus memberi dukungan bagi mereka agar dapat menjalankan tugas dengan lebih optimal.

“Kami sangat mengapresiasi perjuangan para dai yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi memastikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin tersebar luas. Mereka juga berperan penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama serta menjunjung tinggi moderasi beragama,” tandas Abu.

Kemenag tahun ini mengirim 1.000 dai dan daiyah dari berbagai daerah di Indonesia ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, hingga luar negeri. Selain itu, Kemenag juga memperluas akses layanan keagamaan bagi diaspora Indonesia di luar negeri dengan mengirim lima dai ke Australia, Jerman, dan Selandia Baru. Para pendakwah yang ditugaskan di luar negeri merupakan peraih juara MTQ di tingkat nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya