One Way Nasional Akan Diterapkan Saat Puncak Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
- VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
Jakarta, VIVA -- Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyiapkan one way nasional saat puncak arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini. Hal itu diungkapkan Kepala Korlantas (Kakorlantas) Polri, Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroho.
Adapun puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025. Untuk itu, Korlantas Polri minta seluruh jajarannya memperhatikan betul kondisi arus lalu lintas selama puncak arus mudik dan balik berlangsung.
”Bila terjadi puncak arus mudik, biasanya H-3 Idul Fitri. Itu akan kami lakukan one way, namanya one way nasional. Itu akan kami lakukan. Termasuk juga pada saat nanti arus balik. Jadi H-3 atau H-2 nanti akan kami umumkan ketika terjadi bangkitan arus, kami akan lakukan one way arus balik,” ujar dia, Kamis, 6 Maret 2025.
Dia menjelaskan, one way nasional akan diberlakukan nonstop. Dengan kata lain, tak ada jeda jam selama kebijakan itu diterapkan nantinya. One way nasional ini supaya arus lalu lintas kendaraan di Jalan Tol Trans Jawa nantinya terus mengalir.
Kakorlantas Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
”Kalau one way arus mudik itu nanti tanggal 28 hingga 30. Dan itu nanti saya pastikan ketika dilakukan, itu berkelanjutan. Jadi, tidak putus jam sekian, jam sekian,” kata dia.
Untuk diketahui, Operasi Ketupat 2025 digelar Polri pada 24 Maret hingga 8 April 2025, guna menghadapi arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 2025. Angkutan barang sumbu tiga akan dilarang melintasi jalan tol dan jalur arteri.
Korps Lalu Lintas Polri bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan instansi terkait sepakat membatasi pergerakan kendaraan sumbu tiga ke atas, terkhusus angkutan barang. Pembatasan dimulai sepanjang operasi ketupat berjalan.
”Tadi kami sudah tandatangani SKB-nya. Itu selama operasi dilarang,” kata Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroho pada Kamis, 6 Maret 2025.
Pelaku Pengurangan Takaran Minyakita Diancam 5 Tahun Penjara, Denda Rp2 Miliar
Satgas Pangan Polri dengan tegas memperingatkan para pelaku yang terlibat dalam pengurangan takaran produk Minyakita. Ancaman pidana hingga 5 tahun penjara
