Brutal! Guru SD di Manggarai Pukul Murid hingga Pingsan dan Kepala Retak

Anak korban JJ didampingi paman Kampianus melapor ke Polres Manggarai
Sumber :
  • tvOne/Jo Kenaru (NTT)

Manggarai, VIVA – Seorang Guru Sekolah Dasar di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) tega memukuli siswanya di dalam kelas hingga pingsan.

Kini Warga di 131 Daerah Ini Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air

Kejadian tersebut dialami oleh seorang siswa kelas 4 Sekolah Dasar Inpres Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara berinisial JJ berusia 11 tahun. Kasus ini dilaporkan ke Polres Manggarai, Kamis, 20 Februari 2025.

Ditemui di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manggarai, korban mengaku dipukul oleh  gurunya bernama Aventinus Gandu.

Mensos Ungkap Opsi Guru Sekolah Rakyat: Dari ASN atau Bersertifikat

Ruang SPKT Polres Manggarai

Photo :
  • tvOne/Jo Kenaru (NTT)

Kejadian tersebut, kata korban, terjadi pada Selasa,18 Februari saat jam mapel PKN yang diampu pelaku.

Keji! Remaja 16 Tahun Digilir 7 Pemuda di Rumah Dinas Polisi di Belu NTT, Satu Pelaku Anak Polisi

Anak korban mengaku bahwa kekerasan yang dialaminya bermula saat guru AG masuk lagi ke dalam kelas setelah sempat pergi beberapa menit. Saat masuk lagi ke ruang kelas, lanjut korban, guru Aventinus marah karena mendengar suara gaduh dari kelasnya.

JJ yang sedang mencatat tugas mapel PKN tiba-tiba namanya disebut oleh salah satu anak sebagai biang kegaduhan itu.

Guru Aventinus sekuat tenaga memukul dengan dua tangan terkepal meninju di bagian telinga kiri dan kanan korban. Seketika korban pun roboh ke lantai dan Pingsan.

"Wucuk aku liha one longkor pake lime sua (Dia tinju saya di bagian kepala menggunakan kedua tangannya)," jelas JJ sambil memperagakan cara guru AG memukul kepalanya.

Korban baru sadar saat ia berada di kantor sekolah setelah ditolong seorang guru bernama Tarsy yang cepat-cepat menggendong korban ke ruang kerja kepala sekolah.

"Di ruangan kepala sekolah baru saya sadar. Teman saya kasih tahu saya jatuh ke lantai setelah dipukul dan Pak Tarsy (guru) yang gendong saya ke kantor sekolah," tutur JJ.

Didampingi paman

Kampianus Jebaru (paman) yang mendampingi korban di kantor polisi menjelaskan kronologi kejadian ke petugas piket SPKT. Kampianus menjelaskan, kejadian tersebut baru diketahui pihak keluarga saat dirinya pulang dari kebun sore harinya.

Kampianus mengatakan, keponakannya itu tak sadarkan diri cukup lama.

"Guru Aventinus Gandu tidak menolong saat anak kami ini pingsan. Guru ini justru pergi dan masuk ke ruang kelas lain. Untung saja Jef ini  ditolong guru-guru lain gendong ke kantor sekolah," katanya.

Anak korban JJ didampingi paman Kampianus melapor ke Polres Manggarai

Photo :
  • tvOne/Jo Kenaru (NTT)

Korban juga mendapat pertolongan dari dua orang perawat yang datang ke sekolah untuk memeriksa kondisi JJ atas permintaan kepala sekolah.

Kampianus juga mengatakan bahwa setelah pulang ke rumah korban terus mengeluh pusing. "Sekarang saja masih pusing," imbuh Kampianus.

Ada retakan halus di kepala

Sehari setelah kejadian, lanjut Kampaianus, JJ baru dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ruteng untuk menjalani pemeriksaan karena korban mengalami pusing yang hebat dan susah tidur.

Hasil rontgen menunjukkan,  JJ mengalami trauma kranium akibat retak halus pada bagian kepala. "Memang dianjurkan untuk CT Scan wajah lagi," jelasnya lanjut.

Dalam surat keterangan hasil pemeriksaan radiologi RSUD Ruteng yang dilihat VIVA,  tertulis beberapa keterangan medis di mana terdapat suspek garis faktur hairline di Os Zygoma kiri dengan penebalan jaringan di sekitarnya.

Sehingga dokter bedah menyarankan anak korban mesti menjalani pemeriksaan CT Scan wajah rekonstruksi 3D non kontras.

"Kami tadi bawa hasil rontgennya. Kami besok harus ke rumah sakit lagi. Tadi ada kasih obat dari dokter untuk obat pusing," tutup Kampianus.

Laporan Jo Kenaru/ NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya