Reshuffle Kabinet Merah Putih, Ini Kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan soal Keputusan Prabowo
- Tim PCO
Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet yang menyasar Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pergantian ini dinilai sebagai sinyal bagi menteri lainnya untuk meningkatkan kinerja mereka.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menegaskan bahwa Presiden memiliki mekanisme sendiri dalam mengevaluasi kinerja para menteri. Selain melalui jalur formal seperti rapat kabinet, Presiden juga melakukan pengawasan secara tidak langsung melalui media sosial serta dinamika di lapangan.
“Kalau bicara penilaian evaluasi, Pak Presiden itu punya mekanisme sendiri, beliau ini juga berinteraksi dan berkomunikasi dengan menteri dengan jalur formal lewat rapat-rapat, ada yang tidak formal, dan beliau juga tentu melakukan pengawasan secara tidak langsung (dengan) melihat media media sosial soal apa yang terjadi di lapangan. Jadi, rasanya beliau memang sudah punya pengawasan dan penilaian sendiri,” ujar Adita pada Kamis 20 Februari 2025, dilansir YouTube tvOne.
Presiden RI Prabowo Subianto bersama jajaran Menteri Kabinet Merah Putih.
- istimewa
Di sisi lain, pengamat politik, Arif Nurul Iman menilai bahwa reshuffle ini berfungsi sebagai sinyal serta shock terapi bagi kabinet Merah Putih. Menurutnya, hal ini dapat menjadi peringatan agar para menteri meningkatkan kinerja dan tidak membuat kegaduhan di ruang publik.
“Reshuffle satu menteri ini saya kira bisa jadi sinyal dan shock terapi, sinyal artinya dalam waktu dekat akan terjadi reshuffle dan itu saya kira hampir pasti akan terjadi reshuffle lagi, baik karena kebutuhan kinerja maupun kebutuhan politis, kalau kemudian shock terapi bisa jadi sebagai kejutan bagi anggota kabinet Merah Putih agar meningkatkan kinerja dan tidak membuat gaduh, tidak membuat pernyataan kontroversi ” jelas Arif.
Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa reshuffle menteri ini bukan merupakan tanda perpecahan, melainkan bagian dari dinamika dalam kabinet. Ia mengutip pernyataan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang sebelumnya mengungkapkan bahwa terdapat beberapa anggota kabinet yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.
“Saya kira kalau tanda-tanda perpecahan, bukan perpecahan ya, mungkin perbedaan atau terjadi dinamika, itu sudah disampaikan oleh Ketua Harian Partai Gerindra Prof Sufmi Dasco, bahwa di dalam kabinet masih ada beberapa anggota yang tidak seirama dan ada perlawanan,” tambahnya.
