Masyarakat Diminta Tingkatkan Energi Berkelanjutan Jelang Bulan Ramadan
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Suara Muhammadiyah, Greenfaith Indonesia, MOSAIC, 1000Cahaya, dan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah menggelar diskusi bertajuk Cahaya Ramadan: Menjalani Ibadah Energi dengan Energi Berkelanjutan.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan energi bersih dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam praktik ibadah Ramadan yang lebih ramah lingkungan.
Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah sekaligus Direktur Eksekutif Muhammadiyah Climate Center, Agus S. Djamil, menyoroti urgensi kemandirian energi di Indonesia.
"Kita perlu segera mewujudkan kemandirian energi, mengingat saat ini sebagian besar energi kita masih bergantung pada impor. Padahal, Indonesia dianugerahi Tuhan dengan kekayaan energi, mulai dari air, panas bumi, laut, matahari, hingga angin," ujarnya, dilansir dari Antara, pada Kamis (20/2/2025).
Agus juga menekankan perlunya pemanfaatan sumber energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), panas bumi, dan energi laut. Selain itu, ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan biaya Levelized Cost of Electricity (LCOE) yang rendah agar transisi energi dapat berjalan secara optimal.
Muhammadiyah menggelar diskusi soal energi berkelanjutan.
- Istimewa
Dalam acara ini, juga dilakukan sosialisasi Buku Fikih Transisi Energi Berkeadilan, yang telah melalui proses penulisan inklusif dengan melibatkan masyarakat terdampak.
Salah satu penulis buku, Qaem Aulassyahied dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, menggarisbawahi ketimpangan ekonomi dalam akses energi.
"Keserakahan dan kejahatan struktural dapat merusak sistem perekonomian, termasuk energi. Maka wujud konservasi energi yang bisa kita lakukan adalah melakukan penghematan energi dan mengupayakan pencarian energi alternatif," ungkapnya.
Dari sisi pemerintah, Eko Sudarmawan dari Dirjen EBTKE, Kementerian ESDM, menyampaikan berbagai program yang telah dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penghematan energi.
"Di salah satu area di Jakarta, kami berhasil mendorong pengurangan tagihan listrik hingga 75% rumah tangga dalam waktu tiga bulan saja, melalui langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemanfaatan cahaya matahari pada siang hari serta penggunaan lampu LED dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
Sementara itu, Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia, Hening Parlan, mengajak umat Islam untuk menerapkan konsep "puasa energi" selama Ramadan.
"Jika kita tidak bijak dalam mengelola energi, kita justru memperbanyak pemborosan. Mari kita matikan lampu saat tidak digunakan, terutama saat kita beribadah, untuk mengurangi konsumsi energi," imbaunya.