Istana Sebut Makan Bergizi Gratis di Papua Akan Ditangani Khusus Menyusul Ada Penolakan
- Facebook/Nona Kejura
Jakarta, VIVA – Menyusul aksi penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis atau MBG di Papua, pihak Istana mengaku akan melakukan penanganan khusus. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, memberi penjelasan soal adanya aksi demonstrasi penolakan terhadap MBG di Papua tersebut.
"Sedang kita tangani, makanya khusus. Jadi khusus untuk Papua memang sedang kita tangani khusus," kata Mensesneg Prasetyo, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Februari 2025.
Prasetyo menjelaskan, penyelesaian masalah program MBG di Papua ini harus ditangani dengan hati-hati dan penuh perhatian.
Mensesneg Prasetyo Hadi dalam rapat kerja bersama Komisi XIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 13 November 2024
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Di sisi lain dia juga menekankan, Presiden Prabowo tidak hanya fokus melaksanakan program Makan Bergizi Gratis di Papua. Tapi juga ingin agar fasilitas belajar di Papua turut diperbaiki.
"Pemerintah sedang merumuskan bersama-sama Bapak Presiden. Nanti akan bersama-sama dengan kepala daerah yang baru, kita mau merumuskan supaya kita akan membantu saudara-saudara kita di Papua mengejar ketertinggalan dari berbagai hal," jelasnya.
"Fasilitas belajar harus diperbaiki. Fasilitas kesehatan masih jauh dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Pulau Jawa, terutama misalnya. Fasilitas infrastruktur harus segera dibangun di Papua. Termasuk pemberdayaan ekonominya," pungkas Prasetyo.
Diketahui, ratusan pelajar di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, menggelar aksi unjuk rasa menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 3 Februari 2025 lalu.
Aksi damai yang digelar oleh Aliansi Pelajar Kabupaten Yahukimo tersebut diketahui VIVA dari unggahan video akun Facebook Nona Kejura pada Kamis, 6 Februari 2025.
Dalam video berdurasi 54 menit 51 detik itu, ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan turun ke jalan dan menyuarakan penolakan terhadap program pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis. Mereka menilai program tersebut bukan prioritas utama bagi pelajar di sana.
Dalam aksi tersebut, seorang siswa yang memimpin orasi meneriakkan pertanyaan kepada peserta aksi, "Siap tolak makanan gratis?"
"Siap!" jawab ratusan peserta aksi serempak sambil mengepalkan tangan ke udara.
Seorang siswa lainya menekankan bahwa masyarakat Papua memiliki sumber daya alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka secara mandiri.
Dia menegaskan bahwa yang mereka butuhkan adalah pendidikan gratis dan berkualitas, bukan sekadar bantuan makanan bergizi.
“Kami ingin kasih tahu, orang Papua tidak susah makan, tidak susah minum. Ini kita punya tanah, kita bisa hidup. Apa yang dibutuhkan hari ini di sekolah?” ujar orator dalam aksi tersebut.
"Pendidikan gratis," jawab ratusan peserta aksi dengan lantang.