Dorong Program Makan Bergizi Gratis Prabowo, ISSF Siap Gerakkan Resources 400 Lebih Anggotanya
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA - Untuk mendukung akselerasi pembangunan desa dan daerah tertinggal termasuk program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG), Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) atau Forum Keberlanjutan Sosial Indonesia siap menggerakkan resources atau sumber dayanya. Resources itu dengan menggerakkan 400 lebih anggota perusahaan yang di bawah naungan ISSF.
Demikian disampaikan Ketua umum ISSF Sudarmanto saat momen Nota kesepakatan (MoU) dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT).
Sudarmanto mengatakan kerja sama dengan Kemendes PDT strategis karena juga dilakukan bersama sejumlah stakeholder. Dia menyebut dalam MoU itu ada Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Gizi Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, hingga Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif.
Pun, ia menambahkan ISSF memiliki resources untuk menggerakan berbagai perusahaan di bawah naungan ISSF agar mendukung sepenuhnya program MBG.
"Dengan memiliki 400 lebih anggota, di mana sebagian besar perusahaan terdapat di berbagai daerah. Kami akan turut membantu mensosialisasikan dan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut agar CSR-nya digunakan untuk mendukung program MBG melalui program yang kreatif dan pemberdayaan," kata Sudarmanto, dalam keterangannya dikutip pada Senin, 17 Februari 2025.
ISSF menggandeng Kemendes PDT untuk akselerasi pembangunan desa.
- Istimewa
Dia menuturkan dalam program MBG, ada petani dan peternak yang sudah dibina oleh perusahaan.
Sekjen ISSF Nurul Iman mengatakan pihaknya akan mendorong sejumlah korporasi anggota dari berbagai sektor di sejumlah daerah. Ia bilang ISSF akan sosialisasikan anggotanya agar mendukung program MBG yang tengah dijalankan oleh pemerintahan Prabowo sebagai upaya percepatan pembangunan di desa dan daerah tertinggal.
Lantas, soal bentuk konkret bantuan korporasi, Nurul Iman mengatakan hal itu tak harus selalu berupa paket MBG lengkap dengan nasi, lauk-pauk, buah dan susu. Namun, bisa dalam bentuk lain.
"Bentuk bantuan dari perusahaan-perusahaan tersebut bisa dikemas dalam bentuk bantuan CSR seperti kantin sehat ataupun dapur sehat untuk mendukung program MBG," ujar Nurul Iman.
Sementara, Mendes PDT Yandri Susanto mengatakan program MBG bagian asta cita ke-6 yang berisi poin membangun dari desa. Menurut dia, untuk mendukung MBG perlu bermitra dengan sejumlah stakeholder mengingat di Indonesia ada lebih dari 75 ribu desa yang harus dimajukan.
"Dengan dana desa sebesar Rp71 triliun, Kemendes PDT perlu berkolaborasi dengan sejumlah kementerian dan segenap stakeholder agar dana tersebut terserap tepat sasaran sesuai peruntukan," ujar Yandri.
Yandri menuturkan kolaborasi Kemendes PDT dengan berbagai stakeholder diharapkan bisa mengatasi berbagai persoalan yang ada di desa.
"Dengan kolaborasi ini diharapkan akan muncul desa bebas sampah, desa wisata, desa padi, desa jagung, desa nila, desa ekspor, desa ayam petelur, desa ekonomi kreatif, desa ramah ibu dan anak dan desa-desa lainnya yang bercita positif," tutur Yandri.