Guru Besar IPB Minta Pemerintah Setop Impor Daging dari India Jika Ingin Bebas dari PMK

Daging Kerbau asal India masuk ke Indonesia tanpa dokumen lengkap
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia dinilai tidak serius bebas dari PMK jika masih mengimpor daging dari negara-negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK. India, saat ini merupakan salah satu negara yang belum bebas PMK.

Titiek Soeharto Soroti Impor Buah Usai Kunjungi Kebun Anggur di Bandung

Guru Besar IPB Prof. Dwi Andreas Santosa menyatakan Indonesia harus menghentikan impor dari negara negara yang bebas dari PMK jika ingin terbebas dari virus yang menyebar melalui udara tersebut.

“Iya, iya. Kalau Indonesia mau ke arah sana ya seperti itu. Jadi tidak mengimpor dari negara-negara yang belum bebas PMK.” Ungkap Prof Dwi Andreas Santosa dalam keterangan, Sabtu, 1 Februari 2025.

Daftar Harga Pangan 26 Februari 2025: Bawang Merah hingga Cabai Merah Naik

Seorang petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memeriksa seekor ternak sapi menyusul merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Photo :
  • ANTARA/Anggi Mayasari

Saat ini wabah PMK kembali merebak di tanah air. Bahkan Dwi Andreas Santoso menilai merebaknya PMK itu sebagai gelombang kedua dari wabah serupa yang terjadi pada tahun 2022 lalu.

Izin dan Kuota Impor Industri Pengolahan Susu yang Tak Serap Produksi Lokal Bakal Dibekukan

"Dugaan saya, penyebab gelombang pertama adalah pembukaan pintu impor daging sapi dari India, yang saat itu belum bebas PMK," ungkap Prof. Dwi Andreas.

Dugaan Dwi Andreas Santoso bahwa wabah PMK berasal dari India cukup beralasan karena sebelumnya Indonesia telah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1990, sementara India belum bebas PMK.

“Ya, itu karena Indonesia membuka pintu import daging kerbau dari India. India merupakan negara yang belum bebas PMK. Nah, sehingga dugaan saya ya pasti kemungkinan besar asalnya dari sana. Walaupun ada berbagai pendapat yang macam-macam yang lainnya, tapi dugaan saya dari sana” tegas Prof Dwi Andreas Santoso.

Ia menjelaskan bahwa dampak wabah ini sangat signifikan bagi peternak, dengan penurunan populasi sapi perah mencapai sekitar 80 ribu ekor. "Dari 580 ribu sapi perah pada tahun 2021, jumlahnya turun menjadi 507 ribu pada tahun 2022," tambahnya.

Sebelumnya, ditengah merebaknya wabah PMK, pemerintah tetap melanjutkan rencana impor daging dari India. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pemerintah akan menugaskan BUMN Pangan untuk mengimpor daging kerbau setelah ada keputusan resmi pemerintah.

Menurutnya, keputusan penugasan tersebut akan terbit secepatnya pekan depan. Ia menjelaskan importasi daging kerbau akan memakan waktu sekitar sebulan. 

Ketut menjelaskan saat ini izin impor kerbau dan sapi masih ditunda agar peternak lokal dapat menikmati masa panen. 

"Kami tidak mempermasalahkan penugasan maupun izin impor daging agar harga daging dalam negeri naik dulu. Tujuannya agar penternak di dalam negeri bisa menikmati masa panen," kata Ketut, Jumat kemarin.

Ilustrasi daging sapi impor .

Photo :

Untuk diketahui, pemerintah menugaskan PT Rajawali Nusantara Indonesia untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau dari India. "Artinya, kami masih bisa mengejar pengadaan daging kerbau menjelang Ramadan 2025. Pekan depan proses penugasan impor daging kerbau sepertinya akan dimulai," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
img-logo
img-logo

Bantu kami untuk memperbaiki kualitas siaran TvOne dengan mengisi survey berikut