Tertipu Jadi Pemasok Makan Bergizi Gratis, 35 Warga Tasikmalaya Rugi Ratusan Juta

Warga Tasikmalaya teritipu bangun dapur untuk program MBG
Sumber :
  • Denden Ahdani

Tasikmalaya, VIVA – Sejumlah warga Kota Tasikmalaya menjadi korban penipuan bermodus perekrutan pemasok Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program Presiden Prabowo Subianto.  

Pererat Kerja Sama, Kepala Pusat Pengkajian Maritim Seskoal Kunjungi tvOne

Para pelaku mengaku sebagai perwakilan salah satu paguyuban dan menjanjikan peluang usaha sebagai pemasok makanan dalam program tersebut. Modus operandi mereka melibatkan permintaan pembayaran untuk sertifikat halal sebagai syarat menjadi mitra.  

Tercatat 35 orang menjadi korban dalam kasus ini. Bahkan, pelaku sempat mengaku sebagai utusan dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Tedy dan menyebut nama seorang purnawirawan jenderal guna meyakinkan calon korban.  

Sri Mulyani Pastikan Anggaran Bansos 2025 Tak Dikurangi, Meski Pemerintah Berhemat Rp 306,69 Triliun

Warga Tasikmalaya teritipu bangun dapur dan perlengkapan masak untuk program MBG

Photo :
  • Denden Ahdani

Salah satu korban, Moena Rosliana (35), warga Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, mengungkapkan bahwa ia pertama kali mengetahui program ini melalui tautan yang dibagikan rekan-rekannya.  

Anggaran MBG Ditambah Jadi Rp 171 Triliun, Sri Mulyani Minta Lembaga Keuangan Terlibat

Pada Desember 2024, Moena menghadiri pertemuan dengan perwakilan paguyuban yang diklaim sebagai sosialisasi sertifikasi halal. Namun, sejak awal, ia merasa ada kejanggalan.  

“Saat pertemuan pertama, saya sudah curiga. Ada seseorang yang mengaku dari pihak sertifikasi halal, tapi tidak menunjukkan identitas resmi. Mereka langsung meminta pembayaran Rp 8,5 juta untuk biaya sertifikat halal," ujar Moena, Kamis (30/1/2025).  

Awalnya ragu, ia akhirnya membayar setelah dijanjikan keuntungan besar sebagai pemasok makanan MBG. Ia bahkan membuka dua dapur bersama ibunya, sehingga total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 17 juta.  

Pada pertengahan Desember, para pelaku kembali menghubungi korban dengan alasan mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bagi calon pemasok MBG. Namun, untuk mengikuti bimtek tersebut, korban kembali diminta membayar sejumlah uang.  

Moena Rosliana, warga Tasikmalaya teritipu ikut untuk program MBG

Photo :
  • Denden Ahdani

"Biaya bimtek berbeda-beda di tiap daerah. Ada yang Rp 8,5 juta, Rp 11 juta, bahkan di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, ada yang diminta hingga Rp 20 juta. Untuk Kota Tasikmalaya, biayanya Rp 2,2 juta," jelas Moena.  

Namun, hingga kini, bimtek yang dijanjikan tak pernah terlaksana. Para korban justru terus diminta melakukan pembayaran tambahan tanpa ada kepastian.  

Di antara para korban, Moena mengalami kerugian terbesar. Ia telah membangun dapur gizi lengkap beserta kantor sesuai persyaratan yang dijanjikan pelaku. Bahkan, ia sampai meminjam uang senilai Rp 300 juta untuk pembangunan tersebut.  

"Awalnya hanya kebun, lalu kami garap dan percepat pembangunannya. Modal yang tidak ada pun diusahakan, bahkan sampai berutang," ungkapnya.  

Belakangan, Moena mencoba menelusuri kebenaran program ini dengan berkoordinasi bersama Kodim 0612 Tasikmalaya. Dari hasil penyelidikan, paguyuban yang mengatasnamakan program MBG ini tidak memiliki keterkaitan dengan program resmi pemerintah dan diduga merupakan sindikat penipuan.  

"Saya sudah bangun dapur dan kantor. Untuk bangunan saja habis Rp 300 juta, belum termasuk akomodasi kendaraan. Jika dihitung total, kerugian saya mencapai sekitar Rp 800 juta," pungkasnya. (Denden Ahdani/tvOne/Tasikmalaya)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya