Resmikan Monumen Keris, Fadli Zon: Sangat Layak Sumenep jadi Ibu Kota Keris Dunia
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Madura, VIVA – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, meresmikan Monumen Keris yang terletak di Desa Sendang, Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, serta Yayasan Helmi Art Museum dan Besalen Santoso Sera. Kunjungan ini menegaskan komitmen negara dalam melestarikan warisan budaya, termasuk mendukung penguatan ekosistem ekonomi berbasis budaya di Sumenep, yang dikenal sebagai Kota Keris.
Bersama Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, Fadli Zon meresmikan Monumen Keris Aria Wiraraja, sebuah tugu setinggi 17 meter yang dihiasi 45 kelopak bunga sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Monumen ini dinamai Aria Wiraraja, tokoh penting Madura di era Kerajaan Singosari, dan dirancang berdasarkan bentuk keris pusaka era Sultan Abdurrahman. Yaitu keris luk-9 dengan pamor rojo abolo rojo, yang melambangkan kekuatan dan kebesaran budaya Madura.
"Monumen ini merupakan simbol identitas kebanggaan, pengakuan, dan pelestarian warisan budaya bagi masyarakat. Sumenep telah membangun identitasnya sebagai Kota Keris dengan ekosistem yang kuat, di mana lebih dari 600 empu aktif menciptakan lebih dari 2.000 keris setiap bulan yang tersebar ke seluruh nusantara hingga mancanegara," kata Fadli, Kamis 30 Januari 2025.
Selain menjadi ikon budaya, Keris telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 2005, dan Warisan Budaya Takbenda Dunia sejak 2008.
"Sangat layak jika Sumenep diakui sebagai Ibukota Keris Dunia,” tegas Fadli.
Monumen Keris Aria Wiraraja juga telah mencatatkan rekor MURI, sebagai keris tertinggi di Indonesia. Fadli Zon juga mengapresiasi Kabupaten Sumenep yang berhasil membangun monumen ini melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk BUMN dan BUMD, tanpa menggunakan dana APBD.
"Pemajuan kebudayaan seperti ini adalah contoh nyata bahwa budaya merupakan aset yang memiliki potensi ekonomi dan kebanggaan nasional. Saya berharap inisiatif ini dapat direplikasi oleh daerah lain dalam memperkuat kemitraan lintas sektor dan menjadikan kebudayaan sebagai pilar pembangunan daerah," tambahnya.
Pada hari yang sama, Menteri Kebudayaan juga meresmikan Yayasan Helmi Art Museum dan Besalen Santoso Sera, sebuah inisiatif dari Helmi, yang telah menghadirkan ruang edukasi bagi masyarakat dan generasi muda untuk memahami lebih dalam tentang perkerisan.
"Museum ini tidak hanya menampilkan koleksi keris dengan tata pamer yang apik dan narasi yang jelas, tetapi juga menyediakan akses bagi masyarakat untuk melihat langsung proses pembuatan keris di Besalen Santoso Sera. Dari satu warisan budaya, berbagai seni berpadu—seni tempa, pahat, lukis, hingga falsafah mendalam di dalamnya," ungkap Fadli.
Seperti Toledo di Spanyol yang dikenal sebagai kota pandai besi, Sumenep telah lama menjadi pusat perkerisan yang menghasilkan keris-keris dengan kreativitas unik, bahkan mengalami akulturasi dengan budaya luar seperti Turki dan kawasan lainnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya pelestarian budaya, Menteri Kebudayaan juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Kapolres Sumenep sebagai Polres pertama yang menyelenggarakan pameran keris.
Selain itu, diberikan pula 102 sertifikat kompetensi panjak, edukator keris, dan pangruti keris kepada pengrajin dari Desa Aeng Tong Tong dan Desa Palongan, Kabupaten Sumenep.
"Dengan adanya monumen dan museum keris ini, kita semakin memperkuat ekosistem budaya Sumenep. Semoga inisiatif ini semakin memperkuat identitas dan jati diri masyarakat, menjadikannya kantong budaya sekaligus pusat ekonomi berbasis budaya," tutup Fadli.