Kronologi Penembakan 5 WNI di Malaysia Versi KP2MI vs Otoritas Malaysia

Ilustrasi kasus penembakan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Selangor, VIVA – Insiden penembakan terhadap lima Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Malaysia memicu perhatian besar, terutama karena terjadi menjelang kunjungan resmi Presiden RI Prabowo Subianto, ke Malaysia. 

Prabowo Sebut Sudah Bahas dengan PM Malaysia Soal Kasus Penembakan 5 PMI

Lima WNI tersebut merupakan lima pekerja migran Indonesia. Peristiwa tragis ini tidak hanya menyoroti risiko yang dihadapi pekerja migran Indonesia (PMI), tetapi juga berpotensi menambah ketegangan dalam hubungan bilateral kedua negara.

Berikut kronologi versi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan otoritas Malaysia:

Komisi I Akan Rapat Bareng Kemenlu Pekan Depan, Bahas Penembakan 5 PMI di Malaysia

Kronologi Versi KP2MI

Menurut Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), insiden penembakan terjadi di perairan Tanjung Rhu, Malaysia, pada Jumat, 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat. Peristiwa ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.

Tangis Keluarga saat Jenazah WNI Korban Penembakan di Malaysia Tiba di Rumah Duka
  • Insiden terjadi di perairan Tanjung Rhu, Malaysia.
  • Waktu kejadian sekitar pukul 03.00 dini hari waktu Malaysia.
  • Satu orang dilaporkan tewas.
  • Empat WNI lainnya mengalami luka-luka.

Kementerian P2MI mengecam keras tindakan penembakan tersebut dan menyampaikan belasungkawa atas tewasnya salah satu pekerja migran Indonesia (PMI).

P2MI juga mendesak pemerintah Malaysia untuk mengusut tuntas peristiwa ini dan mengambil langkah hukum tegas terhadap petugas patroli jika terbukti bersalah.

Kronologi Versi Otoritas Malaysia

Sementara itu, menurut otoritas Malaysia, konflik bermula ketika kapal yang ditumpangi oleh WNI pekerja migran diduga menabrak kapal patroli milik Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). 

Kejadian ini dilaporkan oleh Direktur Maritim Selangor setelah sebuah kapal ditemukan terdampar di laut sekitar 0,4 mil barat daya Pulau Carey.

  • Konflik terjadi karena kapal WNI diduga menabrak kapal patroli APMM.
  • Kapal ditemukan terdampar di laut, 0,4 mil barat daya Pulau Carey.
  • Dua WNI ditemukan di kapal; satu tewas di tempat dan satu luka-luka.
  • Korban luka dirawat di Rumah Sakit Klang.
  • Tiga korban lainnya dirawat di Rumah Sakit Sultan Idris Shah di Serdang.

Insiden Menjelang Pertemuan Tinggi Indonesia-Malaysia

Tragedi ini terjadi menjelang kunjungan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke Malaysia untuk bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim. 

Pertemuan tersebut rencananya membahas berbagai isu bilateral, termasuk perlindungan pekerja migran.

Pemerintah Indonesia Kecam Aksi Penembakan

Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh APMM merupakan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force). Pihaknya kini tengah menelusuri identitas lima korban yang tidak membawa dokumen identitas pribadi.

“Kami mendesak Pemerintah Malaysia untuk melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini, serta mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli jika terbukti melakukan pelanggaran,” kata Christina dalam konferensi pers pada Minggu, 26 Januari 2025 dikutip VIVA.co.id.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, juga mengecam keras insiden ini. Dasco menyoroti tindakan berlebihan yang dilakukan oleh APMM dan menyayangkan tewasnya salah satu WNI. Ia mendesak langkah diplomatik segera diambil untuk menyelesaikan kasus ini secara transparan.

“Kami menyayangkan dan mengecam tindakan berlebihan (excessive use of force) yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), otoritas maritim Malaysia, yang telah menewaskan 1 orang WNI tersebut,” kata Dasco dalam keterangannya, Selasa, 28 Januari 2025.

Dasco menyebut pihaknya akan memanggil Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk mengonfirmasi insiden ini. Ia juga mendorong Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur untuk mengirim nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia.

“Kami meminta Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI di Kuala Lumpur untuk mengirim nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia terkait insiden penembakan lima orang WNI pekerja migran tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, Dasco mendorong pembentukan tim investigasi oleh Kementerian P2MI untuk mengungkap insiden berdarah ini secara transparan. Ia juga meminta pendampingan hukum bagi para korban serta pengaturan pemulangan jenazah korban tewas untuk dimakamkan di kampung halaman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya