Pesan Penting Peringatan Isra Mikraj, Menag: Tegakkan Salat!
- HUMAS/Kemenag
Jakarta, VIVA – Umat Islam di Indonesia memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, sebuah peristiwa monumental yang membawa pesan mendalam bagi umat manusia. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa salah satu pesan utama dari Isra Mikraj adalah pentingnya salat.
“Isra Mikraj adalah perjalanan suci yang menjadi tonggak kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. Oleh-oleh utama dari perjalanan ini adalah kewajiban salat. Oleh karena itu, peringatan Isra Mikraj semestinya menjadi momentum untuk menegakkan salat,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Minggu (26/1/2025).
Isra Mikraj merupakan salah satu dari tiga perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah SAW, selain Hijrah dan Haji Wada. Hijrah dari Mekkah ke Madinah menjadi titik perubahan besar dalam sejarah Islam, sementara Haji Wada menandai keberhasilan dakwah dan persatuan umat. Isra Mikraj, di sisi lain, adalah puncak perjalanan spiritual seorang hamba menuju Sang Pencipta, yang mengajarkan kesempurnaan ruhani dan nilai-nilai transendental.
“Rasulullah SAW menyebut salat sebagai mi’raj-nya orang mukmin. Salat adalah tiang agama yang menjadi fondasi bagi kedisiplinan, ketundukan, dan hubungan yang erat dengan Allah SWT,” tambah Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta..
Menurut Menag, salat bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga fondasi spiritualitas yang membangun hubungan harmonis dengan Allah SWT dan sesama manusia. Salat dimulai dengan niat yang tulus dan diakhiri dengan salam, yang mengandung pesan penting tentang menebar kedamaian dan keselamatan.
“Salat mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan antara hubungan vertikal dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas),” jelasnya.
Menag juga menekankan bahwa salat memiliki peran penting dalam membangun umat dan bangsa. Ketika fondasi spiritual ini kokoh, nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan akan tumbuh, memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Salat mengajarkan bahwa kesalehan individu harus berdampak pada kesalehan sosial. Nilai-nilai spiritual yang terinternalisasi dengan baik akan menjadi landasan untuk menciptakan persatuan, toleransi, dan harmoni sosial,” lanjutnya.
Menag berharap, peringatan Isra Mikraj tahun ini dapat menjadi momen refleksi bagi umat Islam untuk memperkuat iman, memperbaiki amal, dan membangun masa depan yang lebih baik.
“Dengan menjadikan spiritualitas sebagai landasan dan salat sebagai pilar, mari kita wujudkan peradaban yang penuh rahmat dan keberkahan. Semoga nilai-nilai yang diajarkan melalui Isra Mikraj terus menjadi inspirasi dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan bermartabat,” tutupnya.