Di Acara NU, Stafsus BPIP Romo Haryatmoko Bicara Pentingnya Berpikir Kritis dan Inovatif
Jakarta, VIVA - Di era digital saat ini, penting model pembelajaran yang transformasi karena menyesuaikan pesatnya perkembangan teknologi. Dengan demikian, tak hanya berfokus pada transfer pengetahuan.
Hal itu disampaikan Romo Haryatmoko selaku Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam acara Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan peserta pendidikan NU mesti mendapatkan pembentukan karakter. Kata Romo, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong lahirnya berbagai pendekatan baru dalam dunia pendidikan.
Menurut dia, kondisi itu tak hanya berfokus pada transfer pengetahuan. Namun, juga penguatan keterampilan berpikir kritis dan inovatif.
“Perlu pendekatan baru dalam dunia pendidikan menyikapi perkembangan teknologi,” kata Romo Haryatmoko, dikutip pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Dia bilang, pembelajaran di era digital mendorong peserta didik menguasai enam keterampilan utama. Keenam itu yakni keterampilan menyampaikan gagasan dalam berbagai bentuk, penalaran analitis-kritis, di bidang teknologi informasi, komunikasi dan kerja sama, manajemen organisasi dan jejaring, serta keterampilan perencanaan dalam kerangka inovasi.
“Keenam keterampilan ini bertujuan untuk melatih peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi dengan fokus pada pemecahan masalah secara kreatif,” tutur pengajar etika di sejumlah perguruan tinggi itu.
Pun, ia menuturkan pendidikan bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan akademik. Namun, juga bisa membentuk karakter individu yang lebih adaptif dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut, dia menyinggung dampak dari model pembelajaran ini terhadap karakter peserta didik bisa mencakup peningkatan berpikir kritis dan analitis.
Selain itu, rasa ingin tahu yang tinggi, tanggung jawab terhadap kesimpulan, sikap reflektif dan rendah hati. Lalu, keteguhan dan ketangguhan dalam menghadapi ketidakpastian, serta kemampuan penyelesaian masalah yang berpusat pada nilai.
“Dengan demikian, sistem pendidikan dapat lebih responsif terhadap perkembangan zaman dan menyiapkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” tuturnya.
Acara Kongres Pendidikan NU itu diikuti oleh perwakilan Lembaga Pendidikan di lingkungan NU.