Sosok Djan Faridz, Eks Wantimpres yang Rumahnya Digeledah KPK Terkait Kasus Harun Masiku
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jakarta, VIVA – Penyidik KPK telah melakukan penggeledahan di rumah mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Djan Faridz soal kasus korupsi suap PAW DPR Harun Masiku.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merampungkan penggeledahan di rumah mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Djan Faridz, terkait kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) DPR RI periode 2019-2024.
Penggeledahan berlangsung pada Rabu malam 22 Januari 2025, hingga Kamis dini hari. Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, mengungkapkan bahwa dalam penggeledahan tersebut, penyidik menemukan dan menyita sejumlah dokumen serta barang bukti elektronik.
“Betul, tadi malam ada kegiatan penggeledahan di rumah saksi atas nama inisial DF. Informasi yang kami dapatkan dari penyidik, ditemukan dan disita dokumen serta barang bukti elektronik,” ujar Tessa Mahardhika di Gedung KPK, Kamis, 23 Januari 2025 dikutip VIVA.co.id.
Penggeledahan dilakukan di sebuah rumah mewah milik politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jalan Borobudur Nomor 26, Menteng, Jakarta Pusat.
Lokasi ini menjadi perhatian publik setelah KPK menyebut adanya informasi penting terkait kasus Harun Masiku, buronan yang hingga kini belum tertangkap.
Tessa menjelaskan bahwa penyidik memiliki bukti awal yang cukup kuat untuk melakukan penggeledahan.
“Penyidik memiliki informasi maupun petunjuk berdasarkan keterangan saksi, sehingga kegiatan penggeledahan tersebut dilakukan tadi malam,” katanya.
Meski demikian, KPK masih mendalami hasil penggeledahan tersebut. “Kami meminta publik untuk menunggu informasi lebih lanjut terkait hasil penyidikan di rumah politisi PPP ini,” tambah Tessa.
Profil Djan Faridz
Djan Faridz lahir pada 5 Agustus 1950, sosoknya dikenal sebagai politisi sekaligus pengusaha. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sejak 17 Juli 2023.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, Djan Faridz juga merupakan pendiri PT Dizamatra Powerindo, sebuah perusahaan kontraktor swasta yang pernah bekerja sama dengan Pertamina.
Djan lahir di Jakarta dari pasangan Mohammad Djan dan Aisha Djan. Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD St. Fransiskus, kemudian melanjutkan ke SMP Kanisius dan SMA Negeri 2 Jakarta. Ia menyelesaikan studi arsitektur di Universitas Tarumanagara.
Karier bisnisnya dimulai dengan usaha bengkel las dan penjualan barang bangunan. Pada 1996, ia mendirikan PT Dizamatra Powerindo.
Selain itu, ia juga aktif sebagai spekulan tanah dan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Dalam dunia politik, Djan Faridz mulai mencuri perhatian pada 2004 saat bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU). Ia menjabat sebagai Bendahara NU Cabang Jakarta pada 2009.
Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil DKI Jakarta di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan perolehan 200.000 suara.
Dalam DPD, ia dikenal memperjuangkan pelestarian budaya Betawi dan pemberdayaan pasar tradisional.
Pada 2011, karier politik Djan semakin bersinar ketika Presiden SBY menunjuknya sebagai Menteri Perumahan Rakyat. Jabatan tersebut membuatnya mengundurkan diri dari pencalonan Gubernur DKI Jakarta.
Namun, masa jabatannya juga diwarnai kontroversi, termasuk dugaan penerimaan dana tidak transparan dalam proyek pembangunan listrik.
Setelah masa jabatannya sebagai menteri berakhir pada 2014, Djan terlibat dalam dinamika dualisme kepemimpinan di PPP. Ia memimpin Muktamar Jakarta dan terpilih sebagai Ketua Umum PPP, bersaing dengan kubu Muhammad Romahurmuziy yang menggelar Muktamar Surabaya.
Pada 2023, Djan dilantik sebagai anggota Wantimpres oleh Presiden Joko Widodo. Hingga kini, ia juga masih menjabat sebagai anggota Majelis Kehormatan PPP periode 2020-2025.
Kontroversi dan Pengaruh
Sebagai figur yang aktif di politik dan bisnis, Djan Faridz kerap terlibat dalam isu-isu kontroversial. Selain dugaan penerimaan dana dalam proyek listrik, renovasi Pasar Tanah Abang yang dipimpinnya juga menuai kritik.
Hubungannya dengan politisi dan TNI, termasuk dengan Presiden SBY, sering menjadi sorotan publik.
Kasus terbaru yang mengaitkan Djan Faridz dengan Harun Masiku semakin memperpanjang daftar kontroversinya terkait Penggeledahan rumahnya oleh KPK.