Banjir dan Longsor di Kendal, BNPB: 1 Tewas dan 264 Warga Mengungsi
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Kendal, VIVA – Banjir dan tanah longsor melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada Senin, 20 Januari 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Insiden tersebut mengakibatkan satu warga dilaporkan meninggal dunia dan 264 warga terpaksa mengungsi di beberapa titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal melaporkan satu warganya meninggal dunia dan empat luka ringan akibat tanah longsor di Desa Tamanrejo, Kecamatan Sukorejo.
Sementara wilayah yang terdampak banjir meliputi wilayah Kecamatan Patebon, Cepiring, Boja, Rowosari, Patean, dan Kendal. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Patebon yang terdampak jebolnya tanggul Kali Bodri.Â
"Tercatat 1.065 rumah, 10 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, enam fasilitas pendidikan dan tujuh perkantoran terdampak banjir hingga ketinggian satu meter," kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, pada Rabu, 22 Januari 2025.
Laporan terkini banjir telah surut, namun hingga Rabu pagi masih terdapat 264 warga yang bertahan di empat titik pengungsian.
"Yakni di rumah dinas Bupati (25 orang), Car Centro (35 orang), SMA 1 Pegandon (86 orang) dan di kantor Dinas Perhubungan (118 orang)," ucap Abdil Muhari.
Petugas gabungan BPBD, TNI Polri, PMI hingga relawan juga masih terus melakukan pendataan korban terdampak serta mendirikan posko-posko bantuan untuk kebutuhan logistik seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan. Adapun dapur umum didirikan di gedung PKK dan PMI Kabupaten Kendal.
"Meski banjir telah surut, petugas masih berjaga antisipasi adanya banjir susulan." Warga pun diminta tetap waspada khususnya bagi warga di sekitar tanggul Kali Bodri.
"BNPB juga mengimbau untuk selalu waspada terhadap penyakit yang dapat menyerang warga pasca banjir. Kepada masyarakat di wilayah rawan bencana, agar mempersiapkan perlengkapan darurat seperti makanan, air, pakaian, serta obat-obatan. Ikuti arahan petugas yang berada di lapangan dan pastikan keselamatan diri dan keluarga tetap menjadi prioritas. Hindari penyebaran informasi tidak jelas dan pastikan sumber informasi berasal dari pihak yang terpercaya," pungkasnya.