Dipicu Insiden Remas Payudara, Bentrokan Mencekam di Bima Berujung Ratusan Warga Sumba Mengungsi

Enam unit sepeda motor dibakar saat keributan di Pasar Tente Bima (istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Bima, VIVA – Insiden bentrokan mencekam terjadi di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima pada Rabu, 15 Januari 2025. Imbas bentrokan itu, 436 warga Sumba Nusa Tenggara Timur mengungsi di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Bima.

Begal Payudara Resahkan Warga Sukapura Cilincing, Dua Wanita Jadi Korban

Namun, sejak Minggu, 19 Januari 2025 situasi di Woha sudah mulai kondusif. Dari keterangan polisi, kronologis bentrokan dipicu aksi pelecehan seksual yang menimpakorban berinisial F (20), warga Desa Nisa, Kecamatan Woha. 

Insiden itu terjadi pada Rabu 15 Januari 2025 saat korban bersama ibunya membeli ayam ke Pasar Tente.

Polisi Dalami Dugaan Pencabulan di Pesantren Jakarta Timur, Satu Pelaku Masih Diburu

Setelah beli ayam, korban dan ibunya menuju parkiran. Namun, tiba-tiba terduga pelaku berinisial AW (21) asal Sumba datang meremas bagian dada payudara korban. Lalu, pelaku AW kabur meninggalkan korban.

Polisi menjaga suatu lokasi tempat kejadian perkara. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR
Viral Agus Buntung Kasus Pelecehan Seksual Mengeluh Tak Nyaman di Penjara, Warganet: Emosi!

Korban bersama ibunya yang geram saat pulang ke rumah menceritakan insiden pelecehan itu ke keluarganya. Mendengar cerita itu, keluarga korban dan puluhan warga lainnya tak terima lalu datang menemui pelaku. Namun, pelaku ketakutan dan kabur.

Mereka geram kemudian membakar enam unit sepeda motor milik warga Sumba di Pasar Tente.

Kapolres Bima, AKBP Eko Sutomo mengatakan insiden di Pasar Tente bukan merupakan kerusuhan. Dia menuturkan peristiwa itu terjadi karena aksi spontanitas warga yang geram dengan ulah pelaku pelecehan seksual. “Tidak ada kerusuhan, hanya insiden spontanitas oleh sekelompok warga,” ujarnya.

Warga Sumba Mengungsi

Sebagian besar warga Sumba di sekitar Pasar Tente trauma dengan keributan itu. Warga yang sebagian besar perempuan dan anak-anak pun mesti diungsikan ke Kantor Dinsos setempat hingga konflik mereda.

Pasca kejadian pada Rabu malam pekan lalu, sebanyak 103 warga Sumba di sekitar Pasar Tente diungsikan oleh aparat.

Lalu, keesokan harinya jumlah warga Sumba yang mengungsi bertambah jadi 436. Para pengungsi didominasi perempuan dan anak-anak. Banyaknya jumlah warga yang mengungsi itu karena muncul isu kerusuhan di media sosial.

Pelaku Diciduk

Kabid Humas Polda NTB, AKBP Mohammad Kholid menjelaskan pelaku pelecehan seksual AW terhadap korban sudah ditangkap. Pelaku diciduk tanpa ada perlawanan.

“Pelaku berhasil diamankan tanpa perlawanan dan saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polres Bima,” ujar Kholid.

Untuk meredam kericuhan, aparat dibantu Pemda Bima dan sejumlah tokoh masyarakat menginisiasikan perdamaian.

Ada lima poin dalam perdamaian tersebut. Pertama, warga Sumba di Bima sepakat tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Kedua, warga Sumba juga tak melakukan perbuatan yang mengarah ke isu SARA.

Lalu, ketiga warga Sumba juga dengan tulus menyatakan kejadian pada Rabu kemarin adalah insiden terakhir.

Kempat warga Bima menerima dengan tulus pernyataan pihak pertama. Sementara, poin kelima warga Bima berjanji tidak akan mempermasalahkan kembali pernyataan pihak pertama.

Adapun pengungsi juga sudah dipulangkan secara bertahap dari lokasi pengungsian ke tempat tinggal mereka di Bima. “Situasi sudah aman dan terkendali. Warga sudah kembali ke rumah dan beraktivitas,” ujar Kholid.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya